BIAS sang kala merah masih menghiasi timur kaki langit. Dalam suasana sepagi itu, terdengar seloteh riang dari sebuah pelataran di karang kedempel tempat dimana Ki Semar Bodronyono mendhito. ” Kelonan, eh ... dudu ding. Klo ... kloning wedus aja bisa. Apalagi, Romo. Dikloning pasti bisa, ” suara Gareng dengan nada mengejek. Suara itu sengaja dikeraskan.
Sembari menyapu halaman , Bagong menambahkan. ” Kehidupan dipastikan ada di planet lain. Bisa jadi kehidupan itu lebih bijak dan antipolitik, ” kata punakawan bermata sebesar lepek cangkir itu. Petruk menimpali tak mau kalah. ” Jauh amat, liat tivi sekarang ! Presiden aja bisa ada kopiannya, ” kata si hidung panjang.
Gus Semar mendengar celoteh kaleng rombeng anak – anaknya itu. Kupinge kemropok, tapi hati tetap cold. Di depan komputer jadul, tangan dan matanya tak pernak lepas ngulet – ngulet mouse. Dia berkeliling dunia via satugel Earth. ” Apa benar ?” batinnya. Dia tahu, anak – anaknya mengikuti iptek. Semar pun terombang ambing di ambang kebimbangan.
Satelit Satugel Earth tak sengaja berhenti di negeri Uncle Sam. Semar melihat panji – panji partai mulai dikabarkan. Salah satu tim sukses kandidat presiden mengangkat tema perdamaian yang mungkin bisa mendongkrak suara untuk Obama. Wah, lha ini saingan gue, batin Gus Semar.
Diam – diam, Semar mengirim raga menembus Satugel Earth. Tiba – tiba, dia berdiri di bawah kaki Obama. Pendukung Obama pun melihat kejanggalan dalam orasi kali ini. Cause, kaki Obama diithik – ithik Semar yang terus membisikkan sesuatu. Bisikan itu diulang laksana teror. Kelaparan ... Kasus Bayi gizi buruk ... Alhasil, di puncak orasi, Obama berkata “ Sebagai bangsa yang besar, dari pada berperang lebih baik kita kuatkan makan kita. Hidup makan !! “ Mendadak, semua pendukung terdiam. Cepat Obama menambahkan maksudnya, khususnya orang Amrik dan dunia umumnya, bisa makan sejahtera. Tepuk tangan pun segera susul menyusul.
Obama mencari siapa yang membisiki dan mengithik – ithik kakinya. Tapi, nihil. Dia mencari jauh ke belakang. Dari jauh, pandangan mereka beradu. Mata Semar seolah berbicara. Bukan kau ... bukan kau ... Kulitmu terlalu gelap untuk Semar. Dah yang pasti, kau tidak independent. Bisikan masih memengaruhimu.
Tubuh Gus Semar menegang sesaat saat dia melepaskan diri dari dunia maya Satugel Earth. Dia kembali ke depan komputernya. Saat raganya kembali, si manis mendadak meloncat. Makian singkatpun mengudara “ Gundul elek ! Kucing aleman ! Bokong montokku mbok kiro pakan po, “ seru Bagong.
Seteguk kopi pahit mengaliri kerongkongan Semar yang kering. Dia heran bukan kepalang. Piranti di depannya begitu jos. Alat secuil, tapi dalam hitungan detik bisa tembus dunia manapun.
Wah, ini biang keraoknya. Semar edisi kedua, kaya dan bijaksana. Kembali lewat Satugel Earth, Sang Badranaya melepas raga. Yang dia masuki adalah pelataran luas yang begitu mewah. Semar pun sampai di depan pintu utama yang luar biasa tinggi. Diketuk, tapi tak ada jawaban.
Gus semar memberanikan diri menarik handle pintu dan slonong boy. Sampai di depan rumah pun nihil. Akhirnya, sampailah Semar di depan ruang khusus. Tampaklah Bill Gates yang serius memandangi layar monitor. So pasti, Semar enggak digagas sama sekali. “ Hey … Lu lagi ngapain? Emangnya enak dicuekin,” serbu Semar. Tangannya yang gendut menutupi layar monitor.
“ Sapa sih lu ? Enak aja. Ini pesanan Indonesia! Software anti situs porno,” ujar Bill Gates. Sadar dengan situasi, Bill Gates menarik Semar lebih dekat monitor. Dan klik sana, klik sini, dengan dingin Gus Semar melihat bagaimana wayang Supraba ditelanjangi. Pose – pose seksi Wilutomo pun terpampang jelas. Semar bisa sedikit tersenyum lega. Bill Gate bukan salah satu yang dicurigai sebagai Semar edisi dua.
Sekembalinya raga Semar ke Karang Kedempel, dia mendekati Dewi Kanastren istrinya. Semar berbisik lembut. Tapi, sang istri menggeleng malu – malu mau. Saking enggak tahannya, Semar menarik Kanastren ke kamar dengan keras. Lagi munthup – munthupnya , Kanastren nyelethuk .”Ih, Daddy apaan sih? Daddy kan enggak jelas cowok apa cewek ! ” Kepala Semar pun mendadak pening.
Dia pun berseru memanggil Bagong. ” Gong, cepaat carikan situs porno, “ teriak Semar sambil tak lupa mengulurkan selembar uang sepuluh ribuan. Suara Semar yang bercampur emosi pun tak jelas. Dia tambah emosi saat melihat Bagong kembali. Sebab, yang dibawa adalah sekilo Pilus Mbah Rono.
Tambah emosi, suara Semar pun tak karuan. Gareng yang diperintah juga tak paham. Yang dibawa Gareng adalah ratus ( pewangi sembahyang ) Pronocitro. Tapi, dari situ Semar tersadar. Dia tahu satu tempat orang – orang yang bisa bersembunyi di balik harumnya asal ratus untuk menutupi bau rokok yang bagaimana gichu ...
Dengan pit onthelnya, Semar menuju Gedung Perwakilan Rakyat Ngamarta. Dengan terheran – heran, Semar melihat ribuan orang yang punya wajah mirip dirinya. Maka Gus Semar pun memutuskan memecat salah satu Semar yang berpolitik. ( Cahyo )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar