Powered By Blogger

Sabtu, 26 Februari 2011

KERAJAAN BLAMBANGAN

Di suatu kerajaan yang sangat terkenal akan hasil bumi serta kemakmuran wilayahnya, tersebutlah kerajaan tersebut dengan nama kerajaan Blambangan. Kerajaan Blambangan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang sangat adil dan bijaksana, atas kepemimpinannya tersebut maka raja blambangan sangat terkenal dan di hormati oleh masyarakat kerajaan Blambangan. Kerajaan Blambangan dipimpin seorang raja yang bernama Prabu Minak Djinggo, beliau sangat disegani oleh kalangan para pejabat teras dan rakyat jelata. Selain terkenal karena kepemimpinannya Prabu Minak Djinggo juga terkenal karena mempunyai seorang putri semata wayang yang cantik jelita, anggun dan merakyat, sehingga sang putri menjadi Maskot kerajaan Blambangan. Tak salah jika sang Prabu memberinya nama Putri Dewi Sri .

Pada suatu hari sang putri sedang bercengkrama dengan para dayang – dayang kerajaan dan bermain di taman Sri Wedari kerajaan Blambangan yang sangat asri dan sejuk, sehingga membuat sang Putri lupa akan waktu. Karena terlalu asyik bermain tanpa disadari oleh sang putri datanglah segerombolan Gerakan Pengacau Keamanan ( GPK ) yang menyusup dan mengintai dan berniat untuk menculiknya. Setelah melihat mangsanya lengah maka keluarlah beberapa orang untuk menculik sang putri dan membawanya dengan beberapa ekor kuda, ternyata gerombolan tersebut berasal dari jauh yakni dari negara LA dan menyebut dirinya dengan koboi MARLBORO. Setelah mengetahui momongannya diculik oleh segerombolan koboi MARLBORO para dayang segera melaporkan kejadian tersebut kepada sang Prabu Minak Djinggo.
Dengan mendapat laporan dari para dayang yang bertugas menjaga sang putri, maka sang prabu sangat kaget dan murka. Sang prabu akhirnya mengeluarkan Surat Perintas Sebelas Maret ( Super Semar ) kepada sang Patih Logender yang sangat patuh kepada sang Prabu, untuk menyebar luaskan woro – woro atas penculikan putrinya dan mengadakan sayembara. Woro – woro segera di sebarluaskan oleh sang Patih dan membacanya disetiap keramaian, dengan tetabuhan sebuah gong sang patih memualai membaca woro – woro itu :
” Barang siapa bisa memboyong kembali sang putri yang telah diculik dan bisa menyerahkan para penculik kehadapan sang prabu baik dalam keadaan hidup atau mati. Bila laki – laki orang tersebut akan dijodohkan dan dinikahkan dengan sang putri dan jika perempuan akan diangkat menjadi saudara kembar sang putri ”.
Setelah beberapa waktu sang patih mengumumkan woro – woro dan mengadakan seleksi yang sangat ketat sekali dan tanpa ada konspirasi serta tanpa adanya KKN ( Kolusi, Korupsi dan Nepotisme ) sama sekali. Woro – woro tersebut sampailah terdengar di telinga seorang pangeran dari negeri seberang yakni Pangeran SAMPOERNA dan sang pangeranpun menemui sang patih untuk mengikuti sayembara tersebut. Setelah mengisi formulir pendaftaran dan melengkapi berkas – berkas yang telah disediakan oleh kesekretariatan kerajaan barulah sang pangeran menjalani seleksi yang sangat melelahkan yaitu adu keahlian dengan para pelamar lainnya. Setelah beberapa hari tepatnya 7 hari , 7 malam , 7 jam dan 7 menit akhirnya sang pangeran menjadi pemenang dan akhirnya secara resmi didaulat oleh sang prabu untuk memboyong kembali sang putri dan menumpas gerombolan pengacau keamanan ( GPK ) yang menamakan dirinya LUCKY STRIKE.
Dengan mendapat mandat dan Surat Perintah Sebelas Maret ( SUPER SEMAR ) itu maka dipimpinlah beberapa pasukan antara Angkatan Udara kerajaan blambangan yang langsung diberangkatkan langsung di Lanud ( Lapangan Udara ) HALIM Perdana Kusuma. Sedangkan Arma Angkatan Laut ditugaskanlah seorang COMODOR MARCOPOLO memimpin pelayaran salah satu kapal perang yakni USS KENNGOY. Khusus untuk Angkatan Darat langsung dipimpin oleh sang pangeran sendiri. Dalam perjalanan itu pasukan tersebut harus menebangi semak belukar untuk membuka jalan dan membersihkan jalanan dari KEMBANG DJATI yang berguguran untuk menghindari ranjau – ranjau darat maupun jebakan – jebakan yang dipasang oleh kelompok GPK. Dalam perjalanan tersebut para pasukan angkatan darat hanya bisa makan buah – buahan yang tumbuh liar di hutan salah satunya buah SUKUN yang banyak tumbuh di dalam hutan tersebut dan minum se GENTONG arak yang segaja dibawa dan dipersiapkan oleh beberapa prajurit. Setelah bebarapa hari keluar masuk hutan belantara tepat tengah hari dan waktu menunjukkan pukul 12.00 BBWB ( Bagian Barat Waktu Blambangan ) dan sang SURYA tepat di atas kepala mereka. Sang pangeran terpaku dan seakan – akan tak percaya saat melihat hamparan pantai pasir putih yang sangat panjang dan indah sekali LONG BEACH . Untuk sementara sang pangeran menghentikan perjalanannya dan menghubungi sebuah kapal perang dari angkatan laut kerajaan Blambangan untuk mengangkut mereka menyeberangi lautan untuk bisa sampai di tanah seberang.
Setelah beberapa waktu menunggu, datanglah sebuah kapal perang USS KENGGOY yang dikomandoi oleh COMODOR MARCOPOLO untuk mengangkut pasukan angkatan darat, dan tibalah mereka di seberang lautan dan melanjutkan perjalanan menuju tempat penyekapan sang putri yang menurut berita dan laporan dari para mata – mata atau telik sandi kerajaan. Menurut para mata – mata sang putri disekap di sebuah di sebuah gudang yang sangat besar dan dipagari dengan pagar besi yang sangat kokoh berwarna merah. Menurut warga sekitar tempat itu bernama GG MARAH yang berada di sebuah kota yang terkenal dengan kota Tahu. Dengan mendapat informasi tersebut bergegaslah sang pangeran dan pasukannya untuk menuju tempat yang disebutkan oleh mata – mata kerajaan. Sang pangeranpun segera mengatur strategi perang dan diutuslah dua orang pengintai untuk mengetahui lebih dekat keadaan sasarannya. Beberapa hari telah berlalu para pengintai segera melaporkan hasil pengintaiannya. Ternyata gudang tersebut dijaga dengan ketat oleh beberapa orang yang sangat besar bersentakatan sebuah pentung yang disewa dari sebuah daerah yang disebut kota Tulungagung dan masyarakat sekitar menyebutnya RETJO PENTUNG. Gudang tersbut juga ditutup rapat dan di GRENDEL dari dalam sehingga sulit untuk ditembus oleh orang tak dikenal, masih banyaknya penjaga gudang yang lalu lalang setiap beberapa menit dengan motor gedenya MUSTANG .
Mendengar laporan situasi dan kondisi tersebut dan menyusun strategi yang sangat matang maka ditiuplah terompet untuk memulai penyerbuan secara gerilya. Waktu demi waktu telah dilalui dan korbanpun telah berjatuhan di kedua belah pihak, dengan semangat berani matinya dan didukung oleh kekuatan pasukan yang berjumlah 567 SSK ( satuan setingkat kompi ) maka peperangan itu dimenangkan oleh pasukan sang pangeran. Sang Putripun berhasil diboyongnya kembali ke kerajaan blambangan, sang pimpinan GPK pun dibawa dengan tangan terikat dengan TALI JAGAD di serahkan kepada Prabu MINAK DJINGGO.
Mendengar keberhasilan sang pangeran tersebut, sang prabu segera mengutus sang Patih Logender untuk menyusun acara penyambutan secara besar – besaran yakni dengan mengadakan pesta rakyat bertajuk TUNJUKKAN MERAHMU . beberapa kesenian daerah pun diundang khusus untuk memeriahkan acara tersebut dan tak lupa acara spektakuler EXSTRA VAGANSA. Acara penyambutan dilaksanakan besar – besaran di pusat kota atau alun – alun ibu kota kerajaan. Tak lupa selain pesta rakyat digelar beberapa makanan khas kerajaan dengan koki – koki pilihan dari dapur kerajaan blambangan. Menu – menu tersebut salah satunya adalah 35 GAMA kambing serta 16 KERBAU dan masih banyak lagi masakan khas kerajaan yang disuguhkan kepada tamu – tamu undangan antara lain Raja NIKOTIN serta Pangeran TAR dari negara tetangga.
Iring – iringan pasukan mulai memasuki gerbang kerajaan serta sayup – sayup terdengar deru langkah kaki serta teriakan – teriakan yel – yel LASTA VASTA oleh rakyat jelata yang melihat rombongan telah berhasil melaksanakan tugasnya, sang pangeranpun menjawab ” Asyiknya Rame – rame SAMPOERNA HIJAU. Beberapa hari setelah acara pesta rakyat dilaksanakan sang prabupun menggelar pengadilan khusus untuk mengadili para GPK dan pimpinannya dan sidang pengadilan memutuskan untuk menghukum mereka dengan DJARUM SUPER sebanyak 76 kali sama seperti apa yang akan dilakukan kepada sang putri dan denda uang sebesar USD 555 Juta sesuai ancaman mereka kepada sang prabu MINAK DJINGGO.
Dengan dihukumnya para anggota GPK dan pimpinanya tersebut negeri Blambangan menjadi damai dan sejahtera. Sang Prabu sangat bahagia karena telah dikarunia seorang cucu yang sangat gagah berani hasil pernikahan Sang Putri SRI WEDARI dengan Pangeran SAMPOERNA. ( CAHYO )
........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar