Powered By Blogger

Sabtu, 26 Maret 2011

Makna Ajaran “Wong Urip iku Mung Mampir Ngombe”

Secara harafiah, “Wong urip iku mung mampir ngombe” dapat diartikan orang hidup itu hanyalah istirahat sejenak untuk minum. Meskipun ungkapan tersebut mempunyai arti yang sederhana tetapi makna yang terkandung sangat dalam. Untuk dapat memahami makna ungkapan itu kita dituntut untuk memahami kehidupan manusia secara menyeluruh. Dalam budaya Jawa kehidupan manusia dimulai semenjak tumbuhnya bayi dalam kandungan ibu kemudian setelah bayi dilahirkan ke dunia, dimulailah kehidupan yang sebenarnya dunia. Dengan kematian seseorang, yaitu berpisahnya roh dan wadag manusia, dimulailah kehidupannya di alam lain yang belum kita ketahui pasti. Pemahaman tentang tiga kehidupan ini biasa dimanifestasikan sebagai alam purwa, madya dan wasana. Makna ungkapan “Wong urip itu mung mampir ngombe” mengacu kepada alam madya, yaitu kehidupan setelah manusia dilahirkan di dunia.

Mengisi Kehidupan yang Sesaat

Seperti kita ketahui manusia terlahir di dunia ini berbekal empat sifat dasar yang mewarnai kehidupannya, yang sering diistilahkan dengan aluamah, sefiah, amarah dan mutmainah, atau yang biasa juga diistilahkan dengan nafsu angkara, amarah, keinginan dan perbuatan suci. Nafsu-nafsu tersebut timbulnya dirangsang oleh anasir-anasir yang ada di dunia ini dan masuk melalui paningal (mata), pengucap (mulut), pangrungu (telinga) dan pangganda (hidung).

Anasir alam yang masuk melalui mata berwujud nafsu keinginan akibat rangsangan sesuatu yang terlihat oleh mata. Anasir alam yang masuk melalui mulut berupa kata-kata kotor yang diucapkan oleh mulut. Anasir alam yang masuk melalui telinga berwujud suara yang tidak enak didengar oleh telinga dan menyebabkan seseorang marah, kasar dan mata gelap. Sedangkan anasir alam yang masuk melalui hidung berwujud tindakan-tindakan baik karena hidung tidak mau menerima bau-bau yang tidak enak. Dengan bekal empat sifat dasar hidup itu, manusia diwajibkan menguasai keempat nafsu yang melekat pada dirinya. Dengan kata lain, manusia harus menguasai ketiga nafsu yang dapat menimbulkan tindakan-tindakan yang kurang baik, yaitu aluamah, amarah dan sufah, dan mengutamakan nafsu yang dapat menimbulkan tindakan-tindakan baik, yaitu mutmainah. Menguasai di sini diartikan sebagai memelihara mengatur ataupun mengendalikan. Apabila manusia dapat memelihara mengatur serta mengendalikan keempat nafsu-nafsu tersebut akan menjadi manusia teladan dalam arti dapat diteladani oleh orang-orang disekitarnya karena tindakan-tindakannya selalu terpuji.

Sebaliknya apabila manusia tidak dapat memelihara mengatur serta mengendalikan keempat nafsu-nafsunya, orang tersebut akan menampilkan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, sehingga ia dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya, oleh karena itu kehidupan di dunia yang hanya sesaat tersebut, yang dalam budaya Jawa diungkapkan istlah “wong urip iku mung mampir ngombe”, haruslah disibukkan dengan tindakan-tindakan memelihara, mengatur serta mengendalikan keempat nafsu manusia ini, sehingga kehidupan di dunia yang sifatnya hanya sesaat tersebut diisi dengan tindakan-tindakan terpuji, seperti tolong-menolong, mengasihi sesama, berbakti kepada nusa dan bangsa, saling hormat-menghormati, bermusyawarah untuk mencapai mufakat dan lain-lain. Dengan demikian apabila pada saat kematian, yaitu berpisahnya roh dan wadag manusia dapat diharapkan roh manusia tersebut akan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu causa pria segala kehidupan di dunia ini.

Selamat sampai Tujuan

Kehidupan di dunia ini dapat diibaratkan sebagai perang antara nafsu baik dan nafsu yang tidak baik. Agar manusia dapat memenangkan perang tersebut, sehingga pada saat kematian rohnya kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia harus dapat menempatkan hati nuraninya di atas nafsu. Dengan kata lain, hati nurani manusia haruslah menguasai nafsu. Jika hati nurani dikuasai oleh nafsu pada saat kematian roh manusia dapat kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Bagaimana agar seseorang dapat menjaga hati nuraninya selalu berada di atas nafsu? Budaya Jawa mengajarkan agar seseorang selalu menjalani laku, seperti berpuasa dan lain-lain, sebagai latihan pengendalian diri sehingga dapat mengendalikan diri apabila timbul rangsangan untuk bertindak yang tidak baik. Selain itu budaya Jawa juga mengajarkan agar seseorang selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga selalu mendapatkan terang dari-Nya yang akan menyebabkannya dapat berpikir secara jernih dan bersih.

Tujuan hidup manusia adalah selamat di dunia maupun di alam kelanggengan. Untuk dapat mencapai tujuan itu manusia dituntut untuk terus menerus berjuang menegakkan kebenaran. Dalam kehidupan di dunia yang sesaat, manusia harus dapat mengisinya dengan tindakan baik. Oleh karena itu budaya Jawa selalu mengingatkan bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara sifatnya. Peringatan tersebut diungkapkan dalam istilah “wong urip iku mung mampir ngombe”. Apabila seseorang selalu ingat akan hal ini dan mengisi kehidupan sesaat dengan tindakan baik, maka dapatlah diharapkan tujuan hidup seseorang akan tercapai, yaitu selamat di dunia maupun di alam kelak nanti.

SANGKAN PARANING DUMADI

Dalam hidup ini, manusia senantiasa diingatkan untuk memahami filosofi Kejawen yang
berbunyi "Sangkan Paraning Dumadi". Apa sebenarnya Sangkan Paraning Dumadi? Tidak banyak orang yang mengetahuinya. Padahal, jika kita belajar tentang Sangkan Paraning Dumadi, maka kita akan mengetahuikemana tujuan kita setelah hidup kita berada di akhir hayat.

Manusia sering diajari filosofi Sangkan Paraning Dumadi itu ketika merayakan Hari Raya Idul Fitri. Biasanya masyarakat Indonesia lebih suka menghabiskan waktu hari raya Idul Fitri dengan mudik. Nah, mudik itulah yang menjadi pemahaman filosofi Sangkan Paraning Dumadi. Ketika mudik, kita dituntut untuk memahami dari mana dulu kita berasal, dan akan kemanakah hidup kita ini nantinya.

Untuk lebih jelasnya, marilah kita simak tembang dhandanggula warisan para leluhur yang sampai detik ini masih terus dikumandangkan.

Kawruhana sejatining urip/
(ketahuilah sejatinya hidup)
urip ana jroning alam donya/
(hidup di dalam alam dunia)
bebasane mampir ngombe/
(ibarat perumpamaan mampir minum)
umpama manuk mabur/
(ibarat burung terbang)
lunga saka kurungan neki/
(pergi dari kurungannya)
pundi pencokan benjang/
(dimana hinggapnya besok)
awja kongsi kaleru/
(jangan sampai keliru)
umpama lunga sesanja/
(umpama orang pergi bertandang)
njan-sinanjan ora wurung bakal mulih/
(saling bertandang, yang pasti bakal pulang)
mulih mula mulanya
(pulang ke asal mulanya)

Kemanakah kita bakal 'pulang'?
Kemanakah setelah kita 'mampir ngombe' di dunia ini?
Dimana tempat hinggap kita andai melesat terbang dari 'kurungan' (badan jasmani) dunia ini?
Kemanakah aku hendak pulang setelah aku pergi bertandang ke dunia ini?
Itu adalah suatu pertanyaan besar yang sering hinggap di benak orang-orang yang mencari ilmu sejati.

Yang jelas, beberapa pertanyaan itu menunjukkan bahwa dunia ini bukanlah tempat yang
langgeng. Hidup di dunia ini hanya sementara saja. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita menyimak tembang dari Syech Siti Jenar yang digubah oleh Raden Panji Natara dan digubah lagi oleh Bratakesawa yang bunyinya seperti ini:

"Kowe padha kuwalik panemumu, angira donya iki ngalame wong urip,
akerat kuwi ngalame wong mati; mulane kowe pada kanthil-kumanthil marang
kahanan ing donya, sarta suthik aninggal donya." ("Terbalik pendapatmu, mengira dunia ini alamnya orang hidup, akherat itu alamnya orang mati. Makanya kamu sangat lekat dengan kehidupan dunia, dan tidak mau meninggalkan alam dunia")

Pertanyaan yang muncul dari tembang Syech Siti Jenar adalah:
Kalau dunia ini bukan alamnya orang hidup, lalu alamnya siapa?

Syech Siti Jenar menambahkan penjelasannya:
"Sanyatane, donya iki ngalame wong mati, iya ing kene iki anane swarga lan naraka, tegese, bungah lan susah. Sawise kita ninggal donya iki, kita bali urip langgeng, ora ana bedane antarane ratu karo kere, wali karo bajingan." (Kenyataannya, dunia ini alamnya orang mati, iya di dunia ini adanya surga dan neraka, artinya senang dan susah. Setelah kita meninggalkan alam dunia ini, kita kembali hidup langgeng, tidak ada bedanya antara yang berpangkat ratu dan orang miskin, wali ataupun bajingan")

Dari pendapat Syech Siti Jenar itu kita bisa belajar, bahwa hidup di dunia ini yang serba berubah seperti roda (kadang berada di bawah, kadang berada di atas), besok mendapat kesenangan, lusa memperoleh kesusahan, dan itu bukanlah merupakan hidup yang sejati ataupun langgeng.

Wejangan beberapa leluhur mengatakan:
"Urip sing sejati yaiku urip sing tan keno pati". (hidup yang sejati itu adalah hidup yang tidak bisa terkena kematian). Ya, kita semua bakal hidup sejati. Tetapi permasalahan yang muncul adalah, siapkah kita menghadapi hidup yang
sejati jika kita senantiasa berpegang teguh pada kehidupan di dunia yang serba fana?

Ajaran para leluhur juga menjelaskan:
"Tangeh lamun siro bisa ngerti sampurnaning pati,
yen siro ora ngerti sampurnaning urip."
(mustahil kamu bisa mengerti kematian yang sempurna,
jika kamu tidak mengerti hidup yang sempurna).

Oleh karena itu, kita wajib untuk menimba ilmu agar hidup kita menjadi sempurna dan mampu meninggalkan alam dunia ini menuju ke kematian yang sempurna pula.
Diposkan oleh kejawen di 10:30 15 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Sabtu, 01 November 2008
PUASA ALA KEJAWEN

Puasa dan tapa adalah dua hal yang sangat penting bagi peningkatan spiritual seseorang. Disemua ajaran agama biasanya disebutkan tentang puasa ini dengan berbagai versi yang berbeda. Menurut sudut pandang spiritual metafisik, puasa mempunyai efek yang sangat baik dan besar terhadap tubuh dan fikiran. Puasa dengan cara supranatural mengubah sistem molekul tubuh fisik dan eterik dan menaikkan vibrasi/getarannya sehingga membuat tubuh lebih sensitif terhadap energi/kekuatan supranatural sekaligus mencoba membangkitkan kemampuan indera keenam seseorang.

Apabila seseorang telah terbiasa melakukan puasa, getaran tubuh fisik dan eteriknya akan meningkat sehingga seluruh racun,energi negatif dan makhluk eterik negatif yang ada didalam tubuhnya akan keluar dan tubuhnya akan menjadi bersih. Setelah tubuhnya bersih maka roh-roh suci pun akan datang padanya dan menyatu dengan dirinya membantu kehidupan nya dalam segala hal.

Didalam peradaban/tradisi pendalaman spiritual ala kejawen, seorang penghayat kejawen biasa melakukan puasa dengan hitungan hari tertentu (biasanya berkaitan dengan kalender jawa). Hal tersebut dilakukan untuk menaikkan kekuatan dan kemampuan spiritual metafisik mereka dan untuk memperkuat hubungan mereka dengan saudara kembar gaib mereka yang biasa disebut SADULUR PAPAT KALIMA PANCER.

Apapun nama dan pelaksanaan puasa, bila puasa dilakukan dengan niat yang tulus, maka tak mungkin akan membuat manusia yang melakoninya celaka. Bahkan medis mampu membuktikan betapa puasa memberikan efek yang baik bagi tubuh, terutama untuk mengistirahatkan oragan-oragan pencernaan.

Intinya adalah ketika seseorang berpuasa dengan ikhlas, maka orang tersebut akan terbersihkan tubuh fisik dan eteriknya dari segala macam kotoran. Ada suatu konsep spiritual yang berbunyi “matikanlah dirimu sebelum engkau mati”, arti dari konsep tersebut kurang lebih kalau kita sering ‘menyiksa’ tubuh maka jiwa kita akan menjadi kuat. Karena yang hidup adalah jiwa, raga akan musnah suatu saat nanti. Itulah sedikit konsep spiritual jawa yang banyak dikenal.

Para penghayat kejawen telah ‘menemukan’ metode-metode untuk membangkitkan spirit kita agar kita menjadi manusia yang kuat jiwanya dan luas alam pemikirannya, salah satunya yaitu dengan menemukan puasa-puasa dengan tradisi kejawen. Atas dasar konsep ‘antal maut qoblal maut’ diatas puasa-puasa ini ditemukan dan tidak lupa peran serta para ghaib, arwah leluhur serta roh-roh suci yang membantu membimbing mereka dalam peningkatan spiritualnya.

Macam-macam puasa ala Kejawen :

1. Mutih
Dalam puasa mutih ini seseorang tdk boleh makan apa-apa kecuali hanya nasi putih dan air putih saja. Nasi putihnya pun tdk boleh ditambah apa-apa lagi (seperti gula, garam dll.) jadi betul-betul hanya nasi putih dan air puih saja. Sebelum melakukan puasa mutih ini, biasanya seorang pelaku puasa harus mandi keramas dulu sebelumnya dan membaca mantra ini : “niat ingsun mutih, mutihaken awak kang reged, putih kaya bocah mentas lahirdipun ijabahi gusti allah.”

2. Ngeruh
Dalam melakoni puasa ini seseorang hanya boleh memakan sayuran / buah-buahan saja. Tidak diperbolehkan makan daging, ikan, telur dsb.

3. Ngebleng
Puasa Ngebleng adalah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Seseorang yang melakoni puasa Ngebleng tidak boleh makan, minum, keluar dari rumah/kamar, atau melakukan aktifitas seksual. Waktu tidur-pun harus dikurangi. Biasanya seseorang yang melakukan puasa Ngebleng tidak boleh keluar dari kamarnya selama sehari semalam (24 jam). Pada saat menjelang malam hari tidak boleh ada satu lampu atau cahaya-pun yang menerangi kamar tersebut. Kamarnya harus gelap gulita tanpa ada cahaya sedikitpun. Dalam melakoni puasa ini diperbolehkan keluar kamar hanya untuk buang air saja.

4. Pati geni
Puasa Patigeni hampir sama dengan puasa Ngebleng. Perbedaanya ialah tidak boleh keluar kamar dengan alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya 3 hari, 7 hari dst. Jika seseorang yang melakukan puasa Patigeni ingin buang air maka, harus dilakukan didalam kamar (dengan memakai pispot atau yang lainnya). Ini adalah mantra puasa patigeni : “niat ingsun patigeni, amateni hawa panas ing badan ingsun, amateni genine napsu angkara murka krana Allah taala”.

5. Ngelowong
Puasa ini lebih mudah dibanding puasa-puasa diatas Seseorang yang melakoni puasa Ngelowong dilarang makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya diperbolehkan tidur 3 jam saja (dalam 24 jam). Diperbolehkan keluar rumah.

6. Ngrowot
Puasa ini adalah puasa yang lengkap dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat sahur seseorang yang melakukan puasa Ngrowot ini hanya boleh makan buah-buahan itu saja! Diperbolehkan untuk memakan buah lebih dari satu tetapi hanya boleh satu jenis yang sama, misalnya pisang 3 buah saja. Dalam puasa ini diperbolehkan untuk tidur.

7. Nganyep
Puasa ini adalah puasa yang hanya memperbolehkan memakan yang tidak ada rasanya. Hampir sama dengan Mutih , perbedaanya makanannya lebih beragam asal dengan ketentuan tidak mempunyai rasa.

8. Ngidang
Hanya diperbolehkan memakan dedaunan saja, dan air putih saja. Selain daripada itu tidak diperbolehkan.

9. Ngepel
Ngepel berarti satu kepal penuh. Puasa ini mengharuskan seseorang untuk memakan dalam sehari satu kepal nasi saja. Terkadang diperbolehkan sampai dua atau tiga kepal nasi sehari.

10. Ngasrep
Hanya diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali saja sehari.

11. Senin-kamis
Puasa ini dilakukan hanya pada hari senin dan kamis saja seperti namanya. Puasa ini identik dengan agama islam. Karena memang Rasulullah SAW menganjurkannya.

12. Wungon
Puasa ini adalah puasa pamungkas, tidak boleh makan, minum dan tidur selama 24 jam.

13. Tapa Jejeg
Tidak duduk selama 12 jam

14. Lelono
Melakukan perjalanan (jalan kaki) dari jam 12 malam sampai jam 3 subuh (waktu ini dipergunakan sebagai waktu instropeksi diri).

15. Kungkum
Kungkum merupakan tapa yang sangat unik. Banyak para pelaku spiritual merasakan sensasi yang dahsyat dalam melakukan tapa ini. Tatacara tapa Kungkum adalah sebagai berikut :
a) Masuk kedalam air dengan tanpa pakaian selembar-pun dengan posisi bersila (duduk)
didalam air dengan kedalaman air se tinggi leher.
b) Biasanya dilakukan dipertemuan dua buah sungai
c) Menghadap melawan arus air
d) Memilih tempat yang baik, arus tidak terlalu deras dan tidak terlalu banyak
lumpur didasar sungai
e) Lingkungan harus sepi, usahakan tidak ada seorang manusiapun disana
f) Dilaksanakan mulai jam 12 malam (terkadang boleh dari jam 10 keatas) dan
dilakukan lebih dari tiga jam (walau ada juga yang memperbolehkan pengikutnya
kungkum hanya 15 menit).
g) Tidak boleh tertidur selama Kungkum
h) Tidak boleh banyak bergerak
i) Sebelum masuk ke sungai disarankan untuk melakukan ritual pembersihan (mandi dulu)
j) Pada saat akan masuk air baca mantra ini :
“Putih-putih mripatku Sayidina Kilir, Ireng-ireng mripatku Sunan Kali Jaga, Telenging mripatku Kanjeng Nabi Muhammad.”
k) Pada saat masuk air, mata harus tertutup dan tangan disilangkan di dada
l) Nafas teratur
m) Kungkum dilakukan selama 7 malam biasanya

16. Ngalong
Tapa ini juga begitu unik. Tapa ini dilakuakn dengan posisi tubuh kepala dibawah dan kaki diatas (sungsang). Pada tahap tertentu tapa ini dilakukan dengan kaki yang menggantung di dahan pohon dan posisi kepala di bawah (seperti kalong/kelelawar). Pada saat menggantung dilarang banyak bergerak. Secara fisik bagi yang melakoni tapa ini melatih keteraturan nafas. Biasanya puasa ini dibarengi dengan puasa Ngrowot.

17. Ngeluwang
Tapa Ngeluwang adalah tapa paling menakutkan bagi orang-orang awam dan membutuhkan keberanian yang sangat besar. Tapa Ngeluwang disebut-sebut sebagai cara untuk mendapatkan daya penglihatan gaib dan menghilangkan sesuatu. Tapa Ngeluwang adalah tapa dengan dikubur di suatu pekuburan atau tempat yang sangat sepi. Setelah seseorang selesai dari tapa ini, biasanya keluar dari kubur maka akan melihat hal-hal yang mengerikan (seperti arwah gentayangan, jin dlsb). Sebelum masuk kekubur, disarankan baca mantra ini :
“ Niat ingsun Ngelowong, anutupi badan kang bolong siro mara siro mati, kang ganggu maang jiwa insun, lebur kaya dene banyu krana Allah Ta’ala.”

Dalam melakoni puasa-puasa diatas, bagi pemula sangatlah berat jika belum terbiasa. Oleh karena itu disini akan dibekali dengan ilmu lambung karang. Ilmu ini berfungsi untuk menahan lapar dan dahaga. Dengan kata lain ilmu ini dapat sangat membantu bagi oarang-orang yang masih ragu-ragu dalam melakoni puasa-puasa diatas. Selain praktis dan mudah dipelajari, sebenarnya ilmu lambung karang ini berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang kebanykan harus ditebus/dimahari dengan puasa. Selain itu syarat atau cara mengamalkannyapun sangat mudah, yaitu :
1. Mandi keramas/jinabat untuk membersihkan diri dari segala macam kekotor
2. Menjaga hawa nafsu.
3. Baca mantra lambung karang ini sebanyak 7 kali setelah shalat wajib 5 waktu, yaitu :
Bismillahirrahamanirrahim
Cempla cempli gedhene
Wetengku saciplukan bajang
Gorokanku sak dami aking
Kapan ingsun nuruti budine
Aluamah kudu amangan wareg
Ngungakna mekkah madinah
Wareg tanpa mangan
Kapan ingsun nuruti budine
Aluamah kudu angombe
Ngungakna segara kidul
Wareg tanpa angombe
Laailahaillallah Muhammad Rasulullah

Selain melakoni puasa-puasa diatas masyarakat kejawen juga melakukan puasa-puasa yang diajarkan oleh agama islam, seperti puasa ramadhan, senin kamis, puasa 3 hari pada saat bulan purnama, puasa Nabi Daud AS dll. Inti dari semua lakon mereka tujuannya hanya satu yaitu mendekatkan diri dengan Allah SWT agar diterima iman serta islam mereka.
Diposkan oleh kejawen di 14:22 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
MELIHAT AURA DIRI
Ini ada sedikit "cara" agar kita bisa melihat aura diri atau orang lain dan juga berfungsi untuk menajamkan mata bathin serta kekuatan pikiran. ( Lintas Agama )
Caranya :

Siapkan sebatang lilin, lalu nyalakan diruangan gelap ( dalam kamar asal jgn dikamar mandi bro :p )
Posisi lilin sejajar dgn mata. ( Duduk bersila ).
Awal "latihan"...tarik nafas sambil baca doa memohon kpd Yang Kuasa 3X...kemudian tahan nafas lalu keluarkan perlahan. ( Metode pernafasan piramida ).
Konsentrasi penuh dan slalu memohon pada Yang KUasa. Tataplah nyala lilin tsb yang berwarna biru (ditengah / ujung sumbu lilin ). Tatap terus dan jangan berkedip semaksimalnya. Untuk Tahap Awal lakukanlah selama 30 menit. Diusahakan mata jangan sampai berkedip. Perlahan dan pasti anda akan melihat perubahan warna dililin tsb. Lakukan terus menerus. Dan diakhiri dgn doa memohon kepda Yang Kuasa sambil tangan dibasuh kewajah sebanyak 3 kali.
Ingat konsentrasi dan keyakinan penuh. Bila anda sudah berhasil melihat minimal 5 warna dari 7 warna yang ada, mudah2an anda sudah bisa melihat aura sendiri atau org laen.

Belajar dari Sastra Jendra Hayuningrat

Bagi orang yang belajar kawruh Kejawen, tentu sudah tidak asing lagi dengan kata-kata Sastra Jendra Hayuningrat. Meskipun banyak yang sudah mendengar kata-kata tersebut, tetapi jarang ada yang mengetahui apa makna sebenarnya. Menurut Ronggo Warsito, sastra jendra hayuningrat adalah jalan atau cara untuk mencapai kesempurnaan hidup. Apabila semua orang di dunia ini melakukannya, maka bumi akan sejahtera.

Nama lain dari sastra jendra hayuningrat adalah sastra cetha yang berarti sastra tanpa papan dan tanpa tulis. Walaupun tanpa papan dan tulis, tetapi maknanya sangat terang dan bisa digunakan sebagai serat paugeraning gesang.

Ada 7 macam tahapan bertapa yang harus dilalui untuk mencapai hal itu.

1. Tapa Jasad: Tapa jasad adalah mengendalikan atau menghentikan gerak tubuh dan gerak fisik. Lakunya tidak dendam dan sakit hati. Semua yang terjadi pada diri kita diterima dengan legowo dan tabah.

2. Tapa Budhi: Tapa Budhi memiliki arti menghilangkan segala perbuatan diri yang hina, seperti halnya tidak jujur kepada orang lain.

3. Tapa Hawa Nafsu: Tapa Hawa Nafsu adalah mengendalikan nafsu atau sifat angkara murka yang muncul dari diri pribadi kita. Lakunya adalah senantiasa sabar dan berusaha mensucikan diri,mudah memberi maaf dan taat pada GUSTI ALLAH kang moho suci.

4. Tapa Cipta: Tapa Cipta berarti Cipta/otak kita diam dan memperhatikan perasaan secara sungguh-sungguh atau dalam bahasa Jawanya ngesti surasaning raos ati. Berusaha untuk menuju heneng-meneng-khusyuk-tumakninah, sehingga tidak mudah diombang-ambingkan siapapun dan selalu heningatau waspada agar senantiasa mampu memusatkan pikiran pada GUSTI ALLAH semata.

5. Tapa Sukma: Dalam tahapan ini kita terfokus pada ketenangan jiwa. Lakunya adalah ikhlas dan memperluas rasa kedermawanan dengan senantiasa eling pada fakir miskin dan memberikan sedekah secara ikhlas tanpa pamrih.

6. Tapa Cahya: Ini merupakan tahapan tapa yang lebih dalam lagi. Prinsipnya tapa pada tataran ini adalah senantiasa eling, awas dan waspada sehingga kita akan menjadi orang yang waskitha (tahu apa yang bakal terjadi).

Tentu saja semua ilmu yang kita dapatkan itu bukan dari diri kita pribadi, melainkan dari GUSTI ALLAH. Semua ilmu tersebut merupakan 'titipan', sama dengan nyawa kita yang sewaktu-waktu bisa diambil GUSTI ALLAH sebagai si EMPUNYA dari segalanya. Jadi tidak seharusnya kita merasa sombong dengan ilmu yang sudah dititipkan GUSTI ALLAH kepada kita.

Sabtu, 26 Februari 2011

KERAJAAN BLAMBANGAN

Di suatu kerajaan yang sangat terkenal akan hasil bumi serta kemakmuran wilayahnya, tersebutlah kerajaan tersebut dengan nama kerajaan Blambangan. Kerajaan Blambangan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang sangat adil dan bijaksana, atas kepemimpinannya tersebut maka raja blambangan sangat terkenal dan di hormati oleh masyarakat kerajaan Blambangan. Kerajaan Blambangan dipimpin seorang raja yang bernama Prabu Minak Djinggo, beliau sangat disegani oleh kalangan para pejabat teras dan rakyat jelata. Selain terkenal karena kepemimpinannya Prabu Minak Djinggo juga terkenal karena mempunyai seorang putri semata wayang yang cantik jelita, anggun dan merakyat, sehingga sang putri menjadi Maskot kerajaan Blambangan. Tak salah jika sang Prabu memberinya nama Putri Dewi Sri .

Pada suatu hari sang putri sedang bercengkrama dengan para dayang – dayang kerajaan dan bermain di taman Sri Wedari kerajaan Blambangan yang sangat asri dan sejuk, sehingga membuat sang Putri lupa akan waktu. Karena terlalu asyik bermain tanpa disadari oleh sang putri datanglah segerombolan Gerakan Pengacau Keamanan ( GPK ) yang menyusup dan mengintai dan berniat untuk menculiknya. Setelah melihat mangsanya lengah maka keluarlah beberapa orang untuk menculik sang putri dan membawanya dengan beberapa ekor kuda, ternyata gerombolan tersebut berasal dari jauh yakni dari negara LA dan menyebut dirinya dengan koboi MARLBORO. Setelah mengetahui momongannya diculik oleh segerombolan koboi MARLBORO para dayang segera melaporkan kejadian tersebut kepada sang Prabu Minak Djinggo.
Dengan mendapat laporan dari para dayang yang bertugas menjaga sang putri, maka sang prabu sangat kaget dan murka. Sang prabu akhirnya mengeluarkan Surat Perintas Sebelas Maret ( Super Semar ) kepada sang Patih Logender yang sangat patuh kepada sang Prabu, untuk menyebar luaskan woro – woro atas penculikan putrinya dan mengadakan sayembara. Woro – woro segera di sebarluaskan oleh sang Patih dan membacanya disetiap keramaian, dengan tetabuhan sebuah gong sang patih memualai membaca woro – woro itu :
” Barang siapa bisa memboyong kembali sang putri yang telah diculik dan bisa menyerahkan para penculik kehadapan sang prabu baik dalam keadaan hidup atau mati. Bila laki – laki orang tersebut akan dijodohkan dan dinikahkan dengan sang putri dan jika perempuan akan diangkat menjadi saudara kembar sang putri ”.
Setelah beberapa waktu sang patih mengumumkan woro – woro dan mengadakan seleksi yang sangat ketat sekali dan tanpa ada konspirasi serta tanpa adanya KKN ( Kolusi, Korupsi dan Nepotisme ) sama sekali. Woro – woro tersebut sampailah terdengar di telinga seorang pangeran dari negeri seberang yakni Pangeran SAMPOERNA dan sang pangeranpun menemui sang patih untuk mengikuti sayembara tersebut. Setelah mengisi formulir pendaftaran dan melengkapi berkas – berkas yang telah disediakan oleh kesekretariatan kerajaan barulah sang pangeran menjalani seleksi yang sangat melelahkan yaitu adu keahlian dengan para pelamar lainnya. Setelah beberapa hari tepatnya 7 hari , 7 malam , 7 jam dan 7 menit akhirnya sang pangeran menjadi pemenang dan akhirnya secara resmi didaulat oleh sang prabu untuk memboyong kembali sang putri dan menumpas gerombolan pengacau keamanan ( GPK ) yang menamakan dirinya LUCKY STRIKE.
Dengan mendapat mandat dan Surat Perintah Sebelas Maret ( SUPER SEMAR ) itu maka dipimpinlah beberapa pasukan antara Angkatan Udara kerajaan blambangan yang langsung diberangkatkan langsung di Lanud ( Lapangan Udara ) HALIM Perdana Kusuma. Sedangkan Arma Angkatan Laut ditugaskanlah seorang COMODOR MARCOPOLO memimpin pelayaran salah satu kapal perang yakni USS KENNGOY. Khusus untuk Angkatan Darat langsung dipimpin oleh sang pangeran sendiri. Dalam perjalanan itu pasukan tersebut harus menebangi semak belukar untuk membuka jalan dan membersihkan jalanan dari KEMBANG DJATI yang berguguran untuk menghindari ranjau – ranjau darat maupun jebakan – jebakan yang dipasang oleh kelompok GPK. Dalam perjalanan tersebut para pasukan angkatan darat hanya bisa makan buah – buahan yang tumbuh liar di hutan salah satunya buah SUKUN yang banyak tumbuh di dalam hutan tersebut dan minum se GENTONG arak yang segaja dibawa dan dipersiapkan oleh beberapa prajurit. Setelah bebarapa hari keluar masuk hutan belantara tepat tengah hari dan waktu menunjukkan pukul 12.00 BBWB ( Bagian Barat Waktu Blambangan ) dan sang SURYA tepat di atas kepala mereka. Sang pangeran terpaku dan seakan – akan tak percaya saat melihat hamparan pantai pasir putih yang sangat panjang dan indah sekali LONG BEACH . Untuk sementara sang pangeran menghentikan perjalanannya dan menghubungi sebuah kapal perang dari angkatan laut kerajaan Blambangan untuk mengangkut mereka menyeberangi lautan untuk bisa sampai di tanah seberang.
Setelah beberapa waktu menunggu, datanglah sebuah kapal perang USS KENGGOY yang dikomandoi oleh COMODOR MARCOPOLO untuk mengangkut pasukan angkatan darat, dan tibalah mereka di seberang lautan dan melanjutkan perjalanan menuju tempat penyekapan sang putri yang menurut berita dan laporan dari para mata – mata atau telik sandi kerajaan. Menurut para mata – mata sang putri disekap di sebuah di sebuah gudang yang sangat besar dan dipagari dengan pagar besi yang sangat kokoh berwarna merah. Menurut warga sekitar tempat itu bernama GG MARAH yang berada di sebuah kota yang terkenal dengan kota Tahu. Dengan mendapat informasi tersebut bergegaslah sang pangeran dan pasukannya untuk menuju tempat yang disebutkan oleh mata – mata kerajaan. Sang pangeranpun segera mengatur strategi perang dan diutuslah dua orang pengintai untuk mengetahui lebih dekat keadaan sasarannya. Beberapa hari telah berlalu para pengintai segera melaporkan hasil pengintaiannya. Ternyata gudang tersebut dijaga dengan ketat oleh beberapa orang yang sangat besar bersentakatan sebuah pentung yang disewa dari sebuah daerah yang disebut kota Tulungagung dan masyarakat sekitar menyebutnya RETJO PENTUNG. Gudang tersbut juga ditutup rapat dan di GRENDEL dari dalam sehingga sulit untuk ditembus oleh orang tak dikenal, masih banyaknya penjaga gudang yang lalu lalang setiap beberapa menit dengan motor gedenya MUSTANG .
Mendengar laporan situasi dan kondisi tersebut dan menyusun strategi yang sangat matang maka ditiuplah terompet untuk memulai penyerbuan secara gerilya. Waktu demi waktu telah dilalui dan korbanpun telah berjatuhan di kedua belah pihak, dengan semangat berani matinya dan didukung oleh kekuatan pasukan yang berjumlah 567 SSK ( satuan setingkat kompi ) maka peperangan itu dimenangkan oleh pasukan sang pangeran. Sang Putripun berhasil diboyongnya kembali ke kerajaan blambangan, sang pimpinan GPK pun dibawa dengan tangan terikat dengan TALI JAGAD di serahkan kepada Prabu MINAK DJINGGO.
Mendengar keberhasilan sang pangeran tersebut, sang prabu segera mengutus sang Patih Logender untuk menyusun acara penyambutan secara besar – besaran yakni dengan mengadakan pesta rakyat bertajuk TUNJUKKAN MERAHMU . beberapa kesenian daerah pun diundang khusus untuk memeriahkan acara tersebut dan tak lupa acara spektakuler EXSTRA VAGANSA. Acara penyambutan dilaksanakan besar – besaran di pusat kota atau alun – alun ibu kota kerajaan. Tak lupa selain pesta rakyat digelar beberapa makanan khas kerajaan dengan koki – koki pilihan dari dapur kerajaan blambangan. Menu – menu tersebut salah satunya adalah 35 GAMA kambing serta 16 KERBAU dan masih banyak lagi masakan khas kerajaan yang disuguhkan kepada tamu – tamu undangan antara lain Raja NIKOTIN serta Pangeran TAR dari negara tetangga.
Iring – iringan pasukan mulai memasuki gerbang kerajaan serta sayup – sayup terdengar deru langkah kaki serta teriakan – teriakan yel – yel LASTA VASTA oleh rakyat jelata yang melihat rombongan telah berhasil melaksanakan tugasnya, sang pangeranpun menjawab ” Asyiknya Rame – rame SAMPOERNA HIJAU. Beberapa hari setelah acara pesta rakyat dilaksanakan sang prabupun menggelar pengadilan khusus untuk mengadili para GPK dan pimpinannya dan sidang pengadilan memutuskan untuk menghukum mereka dengan DJARUM SUPER sebanyak 76 kali sama seperti apa yang akan dilakukan kepada sang putri dan denda uang sebesar USD 555 Juta sesuai ancaman mereka kepada sang prabu MINAK DJINGGO.
Dengan dihukumnya para anggota GPK dan pimpinanya tersebut negeri Blambangan menjadi damai dan sejahtera. Sang Prabu sangat bahagia karena telah dikarunia seorang cucu yang sangat gagah berani hasil pernikahan Sang Putri SRI WEDARI dengan Pangeran SAMPOERNA. ( CAHYO )
........

DICARI : ROBOT TUNGGANGAN

BAYANGAN pagi sudah cukup menghangatkan tenda Bima. Tapi,baru sekali ngulet, Bima terperanjat. Aneh, biasanya tidak begini, pikirnya. Dia merasa celana bagian bawahnya bergetar. Oalah, ternyata ponsel di saku celana yang menerima SMS masuk.

Pesannya : Sambil menunggu Kurusetra dibersihkan, lokasi Baratayuda sementara pindah ke tepi Kali Cing – Cing Geling. SMS berikutnya menyusul : Rule – nya, siapa basah, dia kalah. Tertanda, Badan Pengawasan Perang Nasional ( BPPN ).
Cekatan, Bima membasuh muka. Dia kenakan baju zirah dan berangkat. Sampai di tepi Cing Cing Geling, dia melihat pasukan Kurawa bersiap di seberang sungai. Mereka mengandalkan pasukan egrang.
Mendekati bibir sungai, Bima berjongkok dengan sedikit menekukkan leher. Dia menduga kedalaman Cing Cing Geling. Tetapi, “ Liat, Bima pake ajian kepala tengeng warisan bokapnye, “ teriak Dursasana.
“ Muke gile !! Dur, balikin tuh kacemate item ! Bokap lu lebih membutuhkan,” jawab Bima yang melihat Dursasana, eh , Dursasana, berkacamata ray – band. Saling ejek pun kian panas.
Gatotkaca dan Bagong mendekat, mencoba menenangkan Bima. Di gubuk kecil, Gatotkaca Menyarangkan untuk mencari tunggangan yang efisien di air. “ Lembu juga seneng berendam. Sewa Lembu Andhini aja, “ celetuk Bagong. Gatotkaca menggeleng sambil menggesekkan ibu jari dan telunjuk. “ Iya ding sewane larang nemen, “ Bagong menjawab sendiri.
Hanya ada satu tunggangan yang ndongkrok, Gajah Puspadenta – ne Baladewa. Bagong sedikit sumringah. Bima angkat bahu. Gatotkaca menepuk dada keras – keras dan berkelebat. Di dalam perjalanan, Gatotkaca meng – SMS Kresna dan untuk mencari tahu posisi Baladewa. Kresna mewanti – wanti untuk tidak membangunkan Baladewa bertapa. Lumpuhkan Pragoto yang jaga gajah dan curi.
Berangkatlah mereka. Bukan Pragoto namanya kalau tak tertawa keras melihat film lucu lucu walau sudah diputar berkali – kali. Dari lubang di sisi bilik, Gatotkaca terus mengawasi. Gatotkaca kemringet mikir apa yang bisa dilakukan. Tak sengaja tangan Gatotkaca mak nyet menekan empuk – empuk dan gleyer – gleyer. Bagong feelingnya langsung jalan. Diambilnya ulat gatel. Diam – diam, Bagong memasukkan uler ke baju yang disampirkan Pragoto. Ndilalayahnya lai, let sak detik Pragoto memakai baju. Semenggrang dan kernyit cepat menjalar sekujur badan. Pragoto lantas memutuskan mandi.
Tanpa babibu, Gatotkaca membuka kandang gajah Putandento. Sekilas, Pagoto melihat dan panik. Daripada kena semprot, Pragoto langsung mengejar. Tapi, lari Gatotkaca secepat geledek dan menghilang.
Bima kegirangan dan langsung nyengklak, Huza ... Huza, ternyata gajah Puspodento lemes dedes melihat sungai. Gajah gendut tapi takut air ... !!!
Dari kejauhan, Dursasana egrang mendekat. “ Wee... Dasar tengeng, gajahmu nyang endi, Le ? Kari belalainya, yah, “ ejeknya.
Bagong cepat ambil inisiatif. Dia telepon sohib yang sama – sama batur di Ponorogo. Bagong minta dijadwal ketemu raja Klana Sewandana untuk pinjam macam. Setelah ketemu, raja melarang macannya dibawa. Genting,pikir Bagong. Lebih mbebayani, tuan sama macan doyan daging. Ini celahnya, pikir Bagong. Dia menemui sohibnya dan minta tolong mencampurkan daging sudah terinfeksi anthrax. Dan bener, berubahlah sang raja Klana Sewandana setelah daging bumbu balado. Raja Klana dadi kemayune pol. “ Dek Bagong sayang, bawalah macanku, please dech,” ujar raja Klana Sewandana.
Bagong kali ini ketanggor. Macan yang dibawa mau dinaikin Bima. Tetapi, pas mau masuk air, macan jadi ingas – ingis kemayu dan peluk tubuh Bima. Bima ketakutan, ternyata macannya minta dipacari.
Hanya tinggal satu jalan, pikir Gatotkaca. Yaitu menciptakan robot canggih. Bill Gate didatangkan untuk memberi pangarahan dan Workshop kepada Bagong dan Gatotkaca. “ Ini bukan pekerjaan mudah, lihat sungai yang lebar amat,” kata Bill Gates.
Setelah seminggu nglembur, terciptalah robot yang sekilas mirip jerapah. Ruang kendali tepat di kepalanya, tertunduk Bima disana. Selangkah dua, masuk ke derasnya Cing Cing Geling, robot masih terasa nyaman.
Langkah kelima, robot sedikit terseok terbawa arus. Dengan egrangnya, Dursasana mendekat, “ Enak yah, dah dapat tunggangan ? Tapi, apa tidak salah tuh tengeng, “ kata Dursasana.
Kedua pejabat Hastina dan Ngamarta itu terus berperang. Sementara, rakyat dalam keadaan lapar menolak menjadi kuda tunggangan. Kecuali rakyat yang udah di ubah jadi robot. ( Cahyo ).

BURUH DI BAWAH PURNAMA

BURUH DI BAWAH PURNAMA


BULAN nanggal sepisan. Bentuknya nylirit seperti alis gadis yang baru saja meninggalkan masa remajanya. Elok.
Di bawah suasana itu, di Karang Kedempel, tempat kediaman Semar, dilaksanakan rapat formal. Pesertanya adalah Togo, Mbilung, Lembuk dan Cangik. ” Kayaknya konsolidasi sudah komplet – plet untuk aksi besok, ” kata Semar sembari melihat agenda di White bord.
Saat meninggalkan ruang, di benak para punakawan itu masih membayang rasa was – was. Tapi, Bagong enggak.. Dia masih ”cuek bebek ” kagak peduli apa pun. Di halaman depan, dia masih asyik memandangi bayangannya yang kena cahaya bulan. ” Bener kan! Auraku lain, Reng ... Jereng , tuh lihat, woo ... Den Arjuna, ” kata Bagong Bangga. Tanggannya menunjuk bayangannya yang mirip rautan Arjuna. Petruk mecucu sinis. ” Ya nasib. Sekali punakawan ya tetep bae, ” Kata Gareng. Seribu rayuan Gareng dan Petruk untuk mengikuti May Day tak goyahkan Bagong.
Dan akhirnya, sesuai rencana, para buruh di dunia wayang bergerak di empat titik. Tepat siang bolong, sekitar lima ribu buruh yang dikomando Togog dan Mbilung mengepung Dwarawati. Mereka menuntut Kresna menaikkan kesejahteraan buruh.
Tapi aneh, Dwarawati tak berpagar berduri dan pasukan khusus. Karena itu, para buruh pun secara mudah merangsek melewati pagar yang tak terkunci. Wheladalah, pintu istana juga tak terkunci.
Mendahului masuk, baru tiga langkah Togog mak tuing ... sudah dipelataran istana. Lalu giliran Mbilung yang tiba – tiba keblasuk masuk limbah buangan istana. ” Mundul ... lapatkan balisan ... Hap ... Hap, bahaya, ” teriak Mbilung cengap – cengap.
Lima ribu buruh spontan mundur. Dari kejauhan, Presiden Kresna tersenyum simpul. Makan tuh aji Pangendaman gua. Bingung nggak lu, batin Kresna.
Malamnya, di kediaman Semar, mereka konsolidasi lebih rapat. Tetap Bagong di tempat semula di bawah sepertiga cahaya bulan memainkan tangannya yang terbayang bak panah Pasopati. Dia semakin yakin bahwa dia bukan buruh, tetapi kesatria.
Esoknya, Petruk dan Gareng pimpin ribuan buruh mengepung Ngastina. Dia bawah senapan yang siap menyalak, Petruk berorasi, ” Kita memang sandal jepit. Tapi, apa pernah mereka lihat sandal jepit metu wulune ?” Belum sampai selesai bicara, Gareng memotong, ” Model baru pabrikmu, yo truk?” Pletak ... ! hujan jitakan menimpa Gareng.
Sepuluh ribu buruh masih tetap panas. Mereka menyemburkan yel – yel. Saling dorong terjadi. Dalam hitungan detik, pagar Ngastina Jebol. Tapi, tiba – tiba bumi bergetar. Makin lama makin keras horeg-nya. Debu pun beterbangan seiring dengan munculnya rekahan bumi segede istana Ngastina. Pelan tapi pasti, Istana Ngastina terangkat terbang.
Petruk menyumpah – nyumpah atas kejadian yang menurutnya enggak fair itu. Mosok Ngastina menyewa raksasa bayaran bangsa Asyura pimpinan Niwata Kawaca yang punya kesaktian memindah istana ke manapun. Selain itu, Presiden Duryudana juga ngacir. Jam lima sore, mereka kecewa dan membubarkan diri.
Di bawah cahaya bulan yang masih separo, Bagong tambah parah kelakuannya. Dia berimajinasi pada kempol-nya yang padat dan pebuh bekas paku. ” Oh ... Gada Rujak Polo. Ternyata, aku juga Bima, yooooy ... ” katanya berulang – ulang dengan suara yang fals. Gareng dan Petruk yang bercerita serunya demo taka digubris.
Esok harinya, aksi buruh membesar. Semar turun langsung memimpin demo. Ngamarta lumpuh. Dalam rapat mendadak, Bima mengatakan bahwa aksi buruh itu bisa jadi chaos kalau didiamkan. Dia pun manyarankan agar petinggi negara kooperatif.
Karena itu, alun – alun Ngamarta pun diubah. Separo untuk aksi, sisanya disulap penuh tenda, lengkap dengan kasur dan full AC. Dapur umum pun tak ketinggalan. Menu istimewa disediakan gratis. Buruh bisa makan sak mbedose. Virus dan penyakit lamapun menyebar, Bar mangan wareg mata ngantuk dan bablas angler tidur. Kor suara ngorok malam itu menghiasi Ngamarta. Para buruh lupa maksud aksi mereka.
Di kediaman Semar, para Korlap saling koreksi usai dijebak Presiden Ngamarta. Tarik ulur terjadi diantara Togog dan Semar. Akhirnya disepakati, pada momen yang tepat, mereka harus membuat aksi lebih besar lagi.
Merekapun memutuskan membuka sayap lebih besar dan leba. Tapi kemana? Akhirnya, Gareng dan Petruk diutus turun kedua manusia menjadi duta. Keduanya turun di kota metro Jakarta.
Berjalan ke arah yang digambarkan Semar, Gareng dan Petruk berjalan melawan arus dua puluh lima ribuan buruh. ” Ade ape nich ... belum sore koq udeh balik, ” tanya Petruk ke salah satu orang. Tapi, jawabannya hanya tepisan wajah yang kecewa. ” Lah mau sowan pak Presiden malah ditinggal istirahat, ” jawab orang itu.
Gareng dan Petruk lantas kembali ke habitatnya, tepat pada bulan purnama. Kedatangan mereka berdua disambut Bagong yang berteriak histeris. Ternyata setelah purnama, bayangan Bagong tambah jelas. Bulat lat ! Tampaklah bahwa Bagong bukan Arjuna. Dia pun sadar bahwa dia adalah buruh punakawan, bukan kesatria atau petinggi negara.
Penuh semangat, Bagong mengajak dua saudaranya beraksi turun ke jalan. Namun, Bagong hanya mendapat jawaban murung. Sebab, setiap presiden pasti ngacir saat buruh ingin mengadukan nasib. ( Cahyo )

SEGO SAK PINCUK SEWU DOLAR

SEGO SAK PINCUK SEWU DOLAR

SUDAH satu minggu ini Semar asyik menata rumah. Tembok yang olong ditambal semen dan dicat ulang. Untuk urusan dapur, Kanastren menyiapkan menu spesial.

Tapi aneh, tidak seperti biasanya Bagong mengurung diri di kamar. ” Wow, cukup Siti Nurbaya yang mengalami pahitnya dunia.” Penuh emosi, dengan suara yang cemet tapi dalam, Bagong terus rengeng – rengeng nembang. ” Oalah, jen se – sexsy Dewi Persik, ’ pa mbok tolak juga, Gong ... ? Lambemu ndower, Le ...,” celetuk Gareng. Tapi, Bagong udah mantepin qolbu. Udah nggak zamannya dijodoh – jodohin. Jadul abis, basi, bo’ ...!!
Itu beda dengan pemikiran Semar. Sang Romo sudah percaya dengan pilihannya, besanan dengan opung Obama. Tur apa kata dunia yeng Bagong, wis elek, bujang lapuk lagi, batin Semar.
Bagong pun bak makan simalakama. Kalau dimakan si Romo tewas, enggak dimakan si Ibu yang dut ... Njur Kepriwe, beibeh ... ? Pas semua pada ribut eyel – eyelan menu, Bagong diam – diam nylinthis dan wuzzz ... lari secepatnya. Ndilalah-nya, tepat ditikungan, tak sengaja hanya sak detik Bagong sempat ngelirik rumahnya. Ndak dinyana, ada batu besar didepannya. Tuing, tuing, tubuh Bagong terpontal – pontal mengikuti alur tanah yang menurun. Tubuhnya yang bunder seser lemu linthu ngglundung sampai ke bawah. Akhirnya, hekkggh, Bagong menahan sakit lantaran dadanya kesandhung tukulan asem.
Bagong diam sesaat memulihkan kondisi yang agak nggliyeng. Ini mah arah telaga gue biasa clulum ma sohib kental, batin Bagong. Ni telaga bukan asal telaga broer ! Fasilitas water boom di dunia wayang, dah lama, gratis, mewah lagi men. Tapi, suasana sore itu sudah sepi. Padahal, hari belum sore – sore amat. Sembari melihat bagian yang lecet – lecet, Bagong berjalan mendekat.
Telinga Bagong yang njebeber di njembewekkan lagi. Sinyal renyah cekikikan para ladies tertangkap gendang telinga yang langsung disambut detak jantung. Otak mengolahnya menjadi Piktor ( Pikiran Kotor ). Sementara, dari balik rimbun dedaunan, kilatan mata Bagong menangkap siluet – siluet semlohai yang sedang asyik bermain air.
Si Putih, montok berambut sebahu meluncur mengikuti alur melingkar. Air yang tersibak memercik wajah Bagong. Gemeteran, Gregetan, dan Grengosan Bagong dibuatnya. Bagong lalu nyaut setumpuk pakaian yang terjangkau. Dipeluk – peluk, dielus – elus dan dicium – cium sebagai pelampiasan. Setelah satu jam Bagong kemropok, para ladies bersiap untuk balik.
Tapi, Si Putih bimbang. ” I am sure di sini tadi gue taruh my cloths, “ katanya berlogat kaya’ artis Cinta Lauriyem. Kata – kata itu terbaca oleh Bagong. Pelan – pelan, dia hampiri Si Putih yang menangis sesenggukan. Dia ulurkan pakaian Si Putih. ” Eits, entar dulu. Mau jadi pacar gue kagak ? Oce ?” ujar Bagong.
Si Putih bimbang lagi. Ya wis, dari pada tetap wuda blejet sambil kedinginan, dia menganggukan kepala. ( Oh ya, Ki Dalang-e hampir lupa ngasih nama Si Putih. Nama Cewek itu adalah Hillarywaty ).
Keluguan dan kelucuan Bagong mengakrabkan sejoli kasmaran tersebut. Sendau gurau nan romantis mewarnai perjalanan mereka kembali ke Karang Kedempel.
Bakal ada surprise di rumah, nih, pikir Bagong. Tapi, sampai dirumah Ki Semar malah myekekek. ” Le, ntu nyang Daddy maksud, pegimana ? Lu demen kagak? ” kata Semar. Bagung pun Cuma bersemu merah. Dia angkat jempolnya. ” Sip .... lah ! ”
Singkat kata, pesta mewah besar – besaran diadakan di negara bernama Adikuasa, tanah kelahiran Hillarywaty. Morning after night of first ( malam pertama, maksudnya, hehehe ), masih dalam balutan baju mandi, Hillarywaty masuk kamar dengan nampan berisi segelas susu dan tiga tumpuk hamburger.
” Mamih, bisa gering kyeh yen carane begini,” ujar Bagong sambil tetap makan hamburger. ” I know. Papih maksud rice , kan? No problem, ” jawab Hillary.
Dalam sekali kelebat masuk ruangan rahasia, Hillarywaty sudah keluar dengan se-sepon nasi Cisadane yang kemebul wangi. Bagong sangat dokoh nyantapnya.
Satu hari, seminggu, sebulan, setahun, seiring bergulirnya waktu Bagong penasaran. Ada apa behind next door. Masa selama 24 jam sega liwet bisa cepat tersaji.
Jiwa nylintisan Bagong kambuh pas Hillarywaty keluar belanja. Bujubuneng, ternyata ruangan penuh mesin pabrik yang mengolah limbah menjadi beras rafinasi yang mengandung formalin tinggi plus asam benzoate plus borak.
Bagong sudah ” sak leher ” saat Hillarywaty masuk rumah seperti biasanya. Plaak, tamparan telak mengenai wajah. Belum sempat tersadar tamparan kedua menyusul. Hillarywaty berlari ke rumah orang tuanya yang tak jauh.
Opung Obaman agak panas juga anak semata wayang diberlakukan kasar. Detik itu juga dipanggilnya Semar, rapat keluarga digelar. ” Ya begitulah hubungan suami istri, bukankah romantis ? ” bela Semar.
” Tapi, Dek Bagong main pukul pada istrinya sendiri, maaf nih kalau istrimu buat nasi rafinasi. Sebab, dunia lagi krisis pangan. Nasi sebungkus harganya seribu dolar. Brasil stop impor beras, so India juga,” terang Opung Obaman. Semar mengusulkan bagaimana untuk meredakan suasana dan nantinya biar lebih kangen lagi, Bagong dan Hillarywaty berpisah sementara.
Dalam pesawat yang membawa mereka Semar bertutur ” Lu percaya Gong bahwa dunia akan krisis pangan ? Bukannya itu politik dagang mereka aje ? ” bisik Semar. Bagong hanya tercenung. Sampai di Karang Kedempel, mereka tanami tanah kosong dengan tumbuhan yang bisa bikin perut kenyang hadapi krisis sega sak donya. ( Cahyo )

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

PUKULAN Kamahame yang dilepas Anoman meninggalkan lubang besar di tanah. Dada Rahwana menghitam. Dari sela bibirnya menetes darah segar. Anoman lantas mengeluarkan full power dan ciaatttt ... ! Sekali pukul, tubuh Rahwana terlontar jauh. Tubuh itu terjerembab terempas bumi dia antara dua gunung.
Diakhiri lengking kesakitan Rahwana yang terakhir, kedua gunung dirapatkan oleh Anoman. Ngalengka pun ditinggal Rahwana dalam kondisi luluh lantak memasuki zaman kegelapan.
Di tengah reruntuhan puing, Semar atau Ki Bodronoyo, Bagong , dan puluhan sisa pasukan Ngalengka mengerumuni Dede Bisa Warna alias Dede BW, raja New Alengka.
” Paman, kita lakukan perjalanan jauh hanya demi kebangkitan New Ngalengka,” ujar Dede BW serius. Semar menerawang jauh. Sang Badranaya itu mengingat – ingat beberapa nama yang mungkin bisa diwujudkan sebagai patung. Patung itu lantas didirikan di pusat kota New Alengka untuk jadi panutan warga dan simbol kebangkitan Ngalengka.
Pikiran Ki Lurah Semar berputar – putar sampai ’ mumet, tapi tak satu nama pun ’ nyantol. Bagong juga hanya angkat bahu ketika Semar minta pendapat. ” Museum Wayang Ngastina, kali, Mo,” jawab punakawan gendut bermata lebar itu. Semar menyunggingkan senyum di bibir. Lalu, dengan jip perang, mulailah perjalanan mereka bertiga.
Menjelang siang, mereka sudah di pusat Ngastina. Sapa ramah Mr. Togog menyambut kedatangan tiga tamu tersebut. Dede BW mengutarakan maksud.
Wah, kesempatan tancapkan supremasi wayang Ngastina untuk kultuskan lagi, batin Togog.
Benak Togog pun berputar mencari jalan. Dia lalu pamit ke belakang. Selang beberapa menit, regol utama terbuka. Dari kotak satu ke kotak lainnya, mata dan tangan Semar lincah mengobrak – abrik.
” Mo, aneh ... Masa kotak isinya hanya wayang raksasa,” ucap Bagong. Semar Cuma diam, namun batinnya mengiyakan. Setelah itu, Semar ’ Mbisiki Dede BW sambil menunjukkan kejanggalan . Ternyata, Dede BW sedikit muntab. ” Bakar aja giman ? ini sudah pembodohan publik, ” serunya.
Semua diam. Dede BW langsung nyamber jerigen di belakang jip. Dia tumpahkan isinya di antara tumpukan rongsokan. Hooy, apa itu di pojok ruangan? Terlihat sesuatu yang bercahaya di antara tumpukan rongsokan. Alangkah kagetnya Dede BW. Bukankah itu Prodo Gatotkaca ?
Di tariknya Prodo itu sekuat tenaga . Ternyata betul. Tapi, Gatotkaca sudah jadi raksasa. “ Jangan kaget, ya bergini ini ujud asliku, “ kata Gatotkaca. Ksatria Pringgadani yang putra Bima itu pun bicara panjang lebar. Dia menerangkan , untuk tujuan kebangkitan bangsa, jangan cari orang yang terlalu heroik. Carilah makna kepahlawanan dan kebangkitan pada diri orang biasa saja.
Dede BW pun langsung lari dan menarik tangan Semar dan Bagong. Gas jip digas habis oleh Dede BW.
Memasuki tengah hari, perjalanan mereka melewati sebuah sekolah yang aneh. Di atas sapu lidi terbang, para murid berkejar – kejaran. “ Hey men, catch me, Ok,” sebuah tantangan terdengar di atas jip yang melaju. Harry Potter !
Dede BW pun terkagum – kagum. Ini anak cakep, pintar sihir, dan pake kacamata lagi, batinnya. Dede BW keluar jip dan berseru, “ Hey You ! Do U want come to may country n become stone ?”
“ What … ? To Kang What Too ( baca : Tukang Watu ) ? No, thanks, “ jawab Harry Potter sambil berkelebat hilang. Dede BW misuh, “ Dasar, arek budheg !! “ Perjalanan selanjutnya lebih banyak diselimuti keheningan. Perjalanan pun seolah tanpa arah. Tak dinyana, mereka masuk daratan Eropa. Di kedai fast food sederhana, sambil melepas lelah, mereka mencari info sosok tokoh yang bisa dianut New Alengka. Setelah mendapatkan nama dan alamat lengkap, mereka melanjutkan perjalanan.
Tapi, perjalanan mereka terasa aneh. Tiga orang itu seperti terjebak dalam labirin yang memusingkan. Berbagai arah dituju, mereka kembali ke tempat semula lagi. Wajah Dede BW meradang. Seisi kebun binatang lanyah keluar dari mulutnya.
Lewat alat GPRS, Semar mencoba memperbaiki waktu. Tapi, tambah mbruwet. Bagong yang pegang kemudi pun terperosok dalam lubang gelap. Setengah sadar setengah lali, mereka ada di ruang pembuangan air yang berbau busuk.
” Maaf, bos. Ini dimana ? Tau Einstein? ” tanya Bagong memberanikan diri pada sosok wagu yang dia jumpai. Tapi, orang itu – rambutnya putih dan full jegrik – malah mbesengut. Dia mentheleng dan gelengkan kepala seraya membisikkan sesuatu yang tak jelas. Detik berikutnya, orang itu malah tambah jingkrak – jingkrak bak orang gila.
Bagong malah kesenengan. Dia ikut orang misterius itu jingkrak – jingkrak. Semar yang akhirnya ceria setelah HP-nya bisa konek internet kembali mengucek – ucek mata. ” Jabang bayik ... Bukannya yang jingkrak – jingkrak dengan Bagong itu Einsteins! Albert Einsteins ya ? ” katanya. Tapi, si misterius berambut njeprak itu mengelak. ” No ... no ... E sama dengan Em Ce Kuadrat,” jawabnya. Di desak bergitu rupa, si misterius tetap mengelak. Ya, dia Einsteins si jenius yang luar biasa.
Tapi, mereka lalu teringat pada pesan Gatotkaca : belajarlah pada orang biasa. Semar pun menyarankan mereka ’ balik kucing ke Alengka. Dari teori relativitas, dipetik hikmah bahwa tidak ada orang yang bisa dijadikan ukuran kecuali utusan Tuhan. Dede BW menyetujui.
Memasuki 10 kilometer sebelum Ngalengka, perjalanan tersendat oleh kirab perempuan dan ibu – ibu yang berjarik dan bersanggul. Seorang ibu bilang, mereka sedang merayakan Hari Kartini. ” Paman, Hebat ! Kartini bisa kita jadikan patung di Alengkkhgghhprtt ... ” belum selesai ngomong, Dede BW sudah dibekap semar.
” Tak usahlah kamu berpikir buat patung Kartini di Ngalengka. Kamu punya Mbak Buyutnya, Dewi Sukeksi. Dia perempuan berani yang menafsir Aji Sastro Jendro sampai dikutuk berketurunan raksasa alias buta,” kata Semar. Dede BW terkekek dan baru ingat. Dia lalu meloncat keluar jip dan ngeloyor pergi untuk membeli sanggul, oleh – oleh untuk Eyang Sukeksi. Semar dan Bagong saling senyum. Dede udah bisa belajar mbangun kota dengan spirit kerja, bukan dengan iming – iming apalagi buat patung dan nunggu hadiah Adipura.(Cahyo).

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

PUKULAN Kamahame yang dilepas Anoman meninggalkan lubang besar di tanah. Dada Rahwana menghitam. Dari sela bibirnya menetes darah segar. Anoman lantas mengeluarkan full power dan ciaatttt ... ! Sekali pukul, tubuh Rahwana terlontar jauh. Tubuh itu terjerembab terempas bumi dia antara dua gunung.
Diakhiri lengking kesakitan Rahwana yang terakhir, kedua gunung dirapatkan oleh Anoman. Ngalengka pun ditinggal Rahwana dalam kondisi luluh lantak memasuki zaman kegelapan.
Di tengah reruntuhan puing, Semar atau Ki Bodronoyo, Bagong , dan puluhan sisa pasukan Ngalengka mengerumuni Dede Bisa Warna alias Dede BW, raja New Alengka.
” Paman, kita lakukan perjalanan jauh hanya demi kebangkitan New Ngalengka,” ujar Dede BW serius. Semar menerawang jauh. Sang Badranaya itu mengingat – ingat beberapa nama yang mungkin bisa diwujudkan sebagai patung. Patung itu lantas didirikan di pusat kota New Alengka untuk jadi panutan warga dan simbol kebangkitan Ngalengka.
Pikiran Ki Lurah Semar berputar – putar sampai ’ mumet, tapi tak satu nama pun ’ nyantol. Bagong juga hanya angkat bahu ketika Semar minta pendapat. ” Museum Wayang Ngastina, kali, Mo,” jawab punakawan gendut bermata lebar itu. Semar menyunggingkan senyum di bibir. Lalu, dengan jip perang, mulailah perjalanan mereka bertiga.
Menjelang siang, mereka sudah di pusat Ngastina. Sapa ramah Mr. Togog menyambut kedatangan tiga tamu tersebut. Dede BW mengutarakan maksud.
Wah, kesempatan tancapkan supremasi wayang Ngastina untuk kultuskan lagi, batin Togog.
Benak Togog pun berputar mencari jalan. Dia lalu pamit ke belakang. Selang beberapa menit, regol utama terbuka. Dari kotak satu ke kotak lainnya, mata dan tangan Semar lincah mengobrak – abrik.
” Mo, aneh ... Masa kotak isinya hanya wayang raksasa,” ucap Bagong. Semar Cuma diam, namun batinnya mengiyakan. Setelah itu, Semar ’ Mbisiki Dede BW sambil menunjukkan kejanggalan . Ternyata, Dede BW sedikit muntab. ” Bakar aja giman ? ini sudah pembodohan publik, ” serunya.
Semua diam. Dede BW langsung nyamber jerigen di belakang jip. Dia tumpahkan isinya di antara tumpukan rongsokan. Hooy, apa itu di pojok ruangan? Terlihat sesuatu yang bercahaya di antara tumpukan rongsokan. Alangkah kagetnya Dede BW. Bukankah itu Prodo Gatotkaca ?
Di tariknya Prodo itu sekuat tenaga . Ternyata betul. Tapi, Gatotkaca sudah jadi raksasa. “ Jangan kaget, ya bergini ini ujud asliku, “ kata Gatotkaca. Ksatria Pringgadani yang putra Bima itu pun bicara panjang lebar. Dia menerangkan , untuk tujuan kebangkitan bangsa, jangan cari orang yang terlalu heroik. Carilah makna kepahlawanan dan kebangkitan pada diri orang biasa saja.
Dede BW pun langsung lari dan menarik tangan Semar dan Bagong. Gas jip digas habis oleh Dede BW.
Memasuki tengah hari, perjalanan mereka melewati sebuah sekolah yang aneh. Di atas sapu lidi terbang, para murid berkejar – kejaran. “ Hey men, catch me, Ok,” sebuah tantangan terdengar di atas jip yang melaju. Harry Potter !
Dede BW pun terkagum – kagum. Ini anak cakep, pintar sihir, dan pake kacamata lagi, batinnya. Dede BW keluar jip dan berseru, “ Hey You ! Do U want come to may country n become stone ?”
“ What … ? To Kang What Too ( baca : Tukang Watu ) ? No, thanks, “ jawab Harry Potter sambil berkelebat hilang. Dede BW misuh, “ Dasar, arek budheg !! “ Perjalanan selanjutnya lebih banyak diselimuti keheningan. Perjalanan pun seolah tanpa arah. Tak dinyana, mereka masuk daratan Eropa. Di kedai fast food sederhana, sambil melepas lelah, mereka mencari info sosok tokoh yang bisa dianut New Alengka. Setelah mendapatkan nama dan alamat lengkap, mereka melanjutkan perjalanan.
Tapi, perjalanan mereka terasa aneh. Tiga orang itu seperti terjebak dalam labirin yang memusingkan. Berbagai arah dituju, mereka kembali ke tempat semula lagi. Wajah Dede BW meradang. Seisi kebun binatang lanyah keluar dari mulutnya.
Lewat alat GPRS, Semar mencoba memperbaiki waktu. Tapi, tambah mbruwet. Bagong yang pegang kemudi pun terperosok dalam lubang gelap. Setengah sadar setengah lali, mereka ada di ruang pembuangan air yang berbau busuk.
” Maaf, bos. Ini dimana ? Tau Einstein? ” tanya Bagong memberanikan diri pada sosok wagu yang dia jumpai. Tapi, orang itu – rambutnya putih dan full jegrik – malah mbesengut. Dia mentheleng dan gelengkan kepala seraya membisikkan sesuatu yang tak jelas. Detik berikutnya, orang itu malah tambah jingkrak – jingkrak bak orang gila.
Bagong malah kesenengan. Dia ikut orang misterius itu jingkrak – jingkrak. Semar yang akhirnya ceria setelah HP-nya bisa konek internet kembali mengucek – ucek mata. ” Jabang bayik ... Bukannya yang jingkrak – jingkrak dengan Bagong itu Einsteins! Albert Einsteins ya ? ” katanya. Tapi, si misterius berambut njeprak itu mengelak. ” No ... no ... E sama dengan Em Ce Kuadrat,” jawabnya. Di desak bergitu rupa, si misterius tetap mengelak. Ya, dia Einsteins si jenius yang luar biasa.
Tapi, mereka lalu teringat pada pesan Gatotkaca : belajarlah pada orang biasa. Semar pun menyarankan mereka ’ balik kucing ke Alengka. Dari teori relativitas, dipetik hikmah bahwa tidak ada orang yang bisa dijadikan ukuran kecuali utusan Tuhan. Dede BW menyetujui.
Memasuki 10 kilometer sebelum Ngalengka, perjalanan tersendat oleh kirab perempuan dan ibu – ibu yang berjarik dan bersanggul. Seorang ibu bilang, mereka sedang merayakan Hari Kartini. ” Paman, Hebat ! Kartini bisa kita jadikan patung di Alengkkhgghhprtt ... ” belum selesai ngomong, Dede BW sudah dibekap semar.
” Tak usahlah kamu berpikir buat patung Kartini di Ngalengka. Kamu punya Mbak Buyutnya, Dewi Sukeksi. Dia perempuan berani yang menafsir Aji Sastro Jendro sampai dikutuk berketurunan raksasa alias buta,” kata Semar. Dede BW terkekek dan baru ingat. Dia lalu meloncat keluar jip dan ngeloyor pergi untuk membeli sanggul, oleh – oleh untuk Eyang Sukeksi. Semar dan Bagong saling senyum. Dede udah bisa belajar mbangun kota dengan spirit kerja, bukan dengan iming – iming apalagi buat patung dan nunggu hadiah Adipura.(Cahyo).

SEMAR SEWU

BIAS sang kala merah masih menghiasi timur kaki langit. Dalam suasana sepagi itu, terdengar seloteh riang dari sebuah pelataran di karang kedempel tempat dimana Ki Semar Bodronyono mendhito. ” Kelonan, eh ... dudu ding. Klo ... kloning wedus aja bisa. Apalagi, Romo. Dikloning pasti bisa, ” suara Gareng dengan nada mengejek. Suara itu sengaja dikeraskan.
Sembari menyapu halaman , Bagong menambahkan. ” Kehidupan dipastikan ada di planet lain. Bisa jadi kehidupan itu lebih bijak dan antipolitik, ” kata punakawan bermata sebesar lepek cangkir itu. Petruk menimpali tak mau kalah. ” Jauh amat, liat tivi sekarang ! Presiden aja bisa ada kopiannya, ” kata si hidung panjang.
Gus Semar mendengar celoteh kaleng rombeng anak – anaknya itu. Kupinge kemropok, tapi hati tetap cold. Di depan komputer jadul, tangan dan matanya tak pernak lepas ngulet – ngulet mouse. Dia berkeliling dunia via satugel Earth. ” Apa benar ?” batinnya. Dia tahu, anak – anaknya mengikuti iptek. Semar pun terombang ambing di ambang kebimbangan.
Satelit Satugel Earth tak sengaja berhenti di negeri Uncle Sam. Semar melihat panji – panji partai mulai dikabarkan. Salah satu tim sukses kandidat presiden mengangkat tema perdamaian yang mungkin bisa mendongkrak suara untuk Obama. Wah, lha ini saingan gue, batin Gus Semar.
Diam – diam, Semar mengirim raga menembus Satugel Earth. Tiba – tiba, dia berdiri di bawah kaki Obama. Pendukung Obama pun melihat kejanggalan dalam orasi kali ini. Cause, kaki Obama diithik – ithik Semar yang terus membisikkan sesuatu. Bisikan itu diulang laksana teror. Kelaparan ... Kasus Bayi gizi buruk ... Alhasil, di puncak orasi, Obama berkata “ Sebagai bangsa yang besar, dari pada berperang lebih baik kita kuatkan makan kita. Hidup makan !! “ Mendadak, semua pendukung terdiam. Cepat Obama menambahkan maksudnya, khususnya orang Amrik dan dunia umumnya, bisa makan sejahtera. Tepuk tangan pun segera susul menyusul.
Obama mencari siapa yang membisiki dan mengithik – ithik kakinya. Tapi, nihil. Dia mencari jauh ke belakang. Dari jauh, pandangan mereka beradu. Mata Semar seolah berbicara. Bukan kau ... bukan kau ... Kulitmu terlalu gelap untuk Semar. Dah yang pasti, kau tidak independent. Bisikan masih memengaruhimu.
Tubuh Gus Semar menegang sesaat saat dia melepaskan diri dari dunia maya Satugel Earth. Dia kembali ke depan komputernya. Saat raganya kembali, si manis mendadak meloncat. Makian singkatpun mengudara “ Gundul elek ! Kucing aleman ! Bokong montokku mbok kiro pakan po, “ seru Bagong.
Seteguk kopi pahit mengaliri kerongkongan Semar yang kering. Dia heran bukan kepalang. Piranti di depannya begitu jos. Alat secuil, tapi dalam hitungan detik bisa tembus dunia manapun.
Wah, ini biang keraoknya. Semar edisi kedua, kaya dan bijaksana. Kembali lewat Satugel Earth, Sang Badranaya melepas raga. Yang dia masuki adalah pelataran luas yang begitu mewah. Semar pun sampai di depan pintu utama yang luar biasa tinggi. Diketuk, tapi tak ada jawaban.
Gus semar memberanikan diri menarik handle pintu dan slonong boy. Sampai di depan rumah pun nihil. Akhirnya, sampailah Semar di depan ruang khusus. Tampaklah Bill Gates yang serius memandangi layar monitor. So pasti, Semar enggak digagas sama sekali. “ Hey … Lu lagi ngapain? Emangnya enak dicuekin,” serbu Semar. Tangannya yang gendut menutupi layar monitor.
“ Sapa sih lu ? Enak aja. Ini pesanan Indonesia! Software anti situs porno,” ujar Bill Gates. Sadar dengan situasi, Bill Gates menarik Semar lebih dekat monitor. Dan klik sana, klik sini, dengan dingin Gus Semar melihat bagaimana wayang Supraba ditelanjangi. Pose – pose seksi Wilutomo pun terpampang jelas. Semar bisa sedikit tersenyum lega. Bill Gate bukan salah satu yang dicurigai sebagai Semar edisi dua.
Sekembalinya raga Semar ke Karang Kedempel, dia mendekati Dewi Kanastren istrinya. Semar berbisik lembut. Tapi, sang istri menggeleng malu – malu mau. Saking enggak tahannya, Semar menarik Kanastren ke kamar dengan keras. Lagi munthup – munthupnya , Kanastren nyelethuk .”Ih, Daddy apaan sih? Daddy kan enggak jelas cowok apa cewek ! ” Kepala Semar pun mendadak pening.
Dia pun berseru memanggil Bagong. ” Gong, cepaat carikan situs porno, “ teriak Semar sambil tak lupa mengulurkan selembar uang sepuluh ribuan. Suara Semar yang bercampur emosi pun tak jelas. Dia tambah emosi saat melihat Bagong kembali. Sebab, yang dibawa adalah sekilo Pilus Mbah Rono.
Tambah emosi, suara Semar pun tak karuan. Gareng yang diperintah juga tak paham. Yang dibawa Gareng adalah ratus ( pewangi sembahyang ) Pronocitro. Tapi, dari situ Semar tersadar. Dia tahu satu tempat orang – orang yang bisa bersembunyi di balik harumnya asal ratus untuk menutupi bau rokok yang bagaimana gichu ...
Dengan pit onthelnya, Semar menuju Gedung Perwakilan Rakyat Ngamarta. Dengan terheran – heran, Semar melihat ribuan orang yang punya wajah mirip dirinya. Maka Gus Semar pun memutuskan memecat salah satu Semar yang berpolitik. ( Cahyo )

UNDERGROUND

HIAA..T !! Ala jagoan, Bagong meloncat dari motornya. Masih berseragam abu – abu, dia raih remote control. Breaking New : pertunjukan band aliran underground di Asia Afrika Cultural Center Student berujung maut. Puluhan penonton tewas terinjak – injak.

Usaha Bagong untuk mencopoti seragam seketika berhenti. Berjuta tanya hinggap di kepala Bagong yang anak band itu. Underground ? Aliran musik macam apa itu ? Dari mana wabah underground. Dan kenapa harus segitunya ?
“ Truk, latihan karawitanmu itu jelas underground. Jelas itu. Lha itu, ada unsur pemukulan, “ kata Bagong. Petruk yang sedang nglanyahke genderan Uler Kambang hanya menjulurkan lidah plus mentheleng. “ Under itu bawah. Ground itu tanah. Bawah tanah ? Dadine yo pohung. Yen anget nyam…nyam…” Goda Petruk. Gantian sekarang Bagong yang mentheleng. Matanya yang selebar lepek gelas membelalak. Dia seketika nyemplak motor. Deru gas motor itu perlahan – lahan menghilang diiringi tawa Petruk.
Tujuh turunan dan tujuh tanjakan telah dilalui Bagong. Tapi, dia masih belum nemu titik terang perkara underground. Padahal, matahari telah lingsir ke barat. Malam sudah membayang. Sampai akhirnya Bagong melihat orang yang berarak menuju suatu tempat. Bagong pun mengikuti. Bisa jadi ini underground, feeling-nya.
Dari kejauhan terdengar suara. “ Kakang Ahmad Daniel, tahukah engkau bahwa Cemplon Maiya sering kongko – kongko dengan pengusaha restoran cepat saji ?” Kalimat bersuara kung itu meluncurkan dari bibir Ki Dalang Arjuna yang tengah memainkan wayang Madame Nyoh Ana. “ Oh ya ? Di mana ? Thanks infonya,” suara Kakang Ahmad dingin menjawab.
Penonton kian penasaran soal kelanjutan perseteruan harta gono – gini pasangan top Ahmad Daniel dan Cemplon Maiya. Tapi, keasyikan penonton itu terusik. Puluhan aparat mengepung area pementasan. Aparat bersikukuh bahwa acara itu harus segera dibubarkan. Mereka bilang, acara itu harus dibubarkan lantaran belum dapat izin dari Jenderal Kresna, penguasa keamanan setempat.
Amarah Ki Dalang Arjuna mbludak.diraihkan Pasopati dan diarahkan ke salah seorang petugas keamanan. Eh,tiba-tiba, “ Den, ati – at, lho. Underground,” celetuk Bagong. Mak plenthus, Pasopati menancap di bokong Bokong. Dengan tersenyum, Bagong mencabut pusaka itu dan dikembalikan ke Arjuna. Baru setelah itu, Bagong tunggang langgang, meraung kesakitan.
Bagong lantas melanjutkan perjalanan. Langkahnya baru berhenti ketika perutnya keroncongan. Ia menuju warung lesehan sederhana “ Monggo Mas “. Dia pesan sepiring nasi plus pecak cucut. Sesuap demi sesuap, makanan berpindah ke mulut Bagong. Sambil menikmati, sriwing – sriwing telinganya mendengar alunan merdu lagu tetembangan.
Perlahan, Bagong mencari sumber suara. Ia bersuara tiga orang yang memainkan coke’an. ” Bu, maaf ! Apa musik yang baru dimainkan termasuk aliran underground ?” tanya Bagong setelah lagu pertama kelar.
Dahi si ibu terlihat berpikir keras. “ Ya iyaaaalah.Under itu bawah, ground itu lesehan. Ya begini ini, Mas, kalau kita ngamen,” kata si Ibu. Bagong kembali manggut – manggut Si ibu kembali bercerita, sudah lesehan aja kadang masih di oprak – oprak keamanan. Menakutkan lah, nanti begini lah, begitu lah,ujung – ujungnya dilarang. Bagong kian takjub. Gila, apa jadinya kalau berkesenian atau main musik dilarang.
Lepas dari warung lesehan, pikiran Bagong makin semrawut. Jawabnya hanya diatas sana, bating Bagong. Dengan sedikit waktu yang tersisa, Bagong menyulap motor kesanyangannya. Motor itu kini dilengkapi sepasang sayap lengkap dengan baling – baling plus roket pendorong. Meluncurlah Bagong ke Kahyangan.
Ternyata, Bagong disambut dentuman sound system dan kilatan lampu ribuan watt. Jebule, para Dewa lagi nanggap grup Iblis yang beraliran underground. Di depan panggung. Bayu terlihat flay. Ia asyik memutar – mutar kepalanya. Tak jauh di sebelahnya, ada Narada. Pinggulnya yang supergeda diputar – putar mengikuti cabikan bas, gemuruh drum, dan lengkingan gitar.
Sudut mata Bagong memicing mencari seseorang. Itu dia, batinnya. Setelah tepat di belakang orang yang dicari, Bagong baru memberanikan diri menyentuh pundak Manikmaya. ” Hehehe, Bos sehat ? Bos, underground tuh apa ? yang bagaimana ?” bisik Bagong. Lama Manikmaya terdiam. ” Under itu bawah. Ground itu dunia. Dunia bawah ! Ya kamu – kamu itu, sudah sana pulang, ” jawab Manikmaya.
Dengan sumringah, cepat motor digas pol kembali turun ke bumi. Saking senangnya, Bagong jadi kehilangan keseimbangan. Rem diinjak habis, tapi motor masih saja melaju dan gedubrak !!.. jatuh tepat di tumpukan kendang kesangan Petruk yang melongo.
Bagong tenang melangkah mendekati Petruk sambil berbisik. Tenang Truk, kita semua underground, utamanya, orang yang tak mau mapan dan ingin kreatif terus. Itulah underground.
Bagong bercanda sementara di seluruh kota aparat membatalkan dan memeriksa semua pentas kesenian. Semua dipukul rata, bahwa pentas seni bisa membawa korban tanpa tahu apa itu underground. ( Cahyo )

AIR MATA MINYAK

Ngastina jatuh dalam genggaman Pandawa lewat perang Bharatayuda yang mengerikan. Namun, kini Ngamarta berada di depan gerbang resesi. Untuk membangun kembali kehidupan dan kebudayaan. Ngastina berjalan tersendat. Negeri itu bahkan menuju kebangkrutan ekonomi. Sekelompok kecil orang yang menguasai negeri hidup bermewah – mewah dan rakus. Itu membuat harga keputuhan pokok melonjak tak terkendali. Belum lagi sisa – sisa pasukan Ngastina yang lari ke gua – gua terus bergerilya secara sporadis. Mereka melakukan teror – teror yang meresahkan. Bharatayuda memang telah mewariskan persoalan pelik. Salah satunya adalah pasukan liar yang dikomandoi Don Kenyut, cucu Patih Sengkuni.

Pada suatu malam, sosok bayangan hitam pelan mengendap. Sosok itu berkelebat dari pagar istana. Itulah si Mata Kelelawar Don Kenyut yang dilengkapi dengan infra red. Ia perintahkan segenap saraf otak untuk bersiaga. Ia berjingkat dekati sasaran. Tapi, sontak dia kaget tatkala ... mak plenyuk ..., kakinya menginjak sesuatu yang masih basah. Ternyata, sialan , jlantah, alias bekas minyak goreng yang masih panas. Tanpa ayal, Don Kenyut nggrunjal – grunjal karenakakinya seperti mengelupas.
Don Kenyut mulet – mulet tak beraturan. Tubuhnya langsung limbung menabrak tumpukan piring kotor yang belum tercuci.
” Sapa iku ?” teriak Desi Rara Limbuk Sekarwati kaget. Don Kenyut terperanggah sedetik. ” Cit ... cit...” dia menirukan suara tikus. Takut dikonangi, cepat – cepat Don Kenyut ngrapal aji panglimunan. Tangannya bergerak cepat. Mak plotrok, kolor ijo yang dipakainya berpindah menutupi sebagian kepala. So, jadi kasat mata, gitu looch.
Pongah, Denyut melangkah masuk ke istana Ngastina. ” Hiiih,” bisik Desi Rara Limbuk Sekarwati dengan bulu tengkut berdiri karena ditiup oleh Don Kenyut. Tanpa rasa takut Don Kenyut berjalan keliling istana. Ketakutan Limbuk semakin menjadi – jadi tatkala terdengar pintu dapur berdenyit membuka sendiri. Mata Desi Rara Limbuk Sekarwati kian mblalak melihat gelas berbunyi sendiri dan piring – piring menari ke arahnya. Desi Rara Limbuk Sekarwati tak kuat menahan takut hingga lunglai semaput.
Penjaga berhamburan mendekat. Mereka mendengar keras Don Kenyut yang menjauh. Penjagaan diperketat, rekaman kamera keamanan ( CCTV ) kembali diputar ulang tapi hasilnya nihil tak ada gambar. Barang – barang berharga tak ada yang hilang, namun seluruh minyak goreng disikat habis oleh maling.
Bima tak ambil pusing dengan kejadian itu semua. Ia sudah jadi pahlawan perang.
Namun seketika Bima uring – uringan melihat sebuah kotak hitam telah terbuka di brankas terbawah. Isinya minyak jarak untuk menggosok tubuh Bima kalau encok menyerang.
Bima marah besar bukan tanpa sebab. Dengan hilangnya kotak isi minyak jarak, jika dia sakit encok tak ada obatnya. Minyak jarak sulit ditemukan di warung – warung.
Tim khusus KOREM ( Komando Rebut Minyak ) segera dibentuk. Anggotanya, John Trukecuk, anak Petruk dan Al Bagio, anak Bagong.
Al Bagio pun segera melakukan riset njlimet pada minyak jelantah yang tumpah pada malam jahanam tersebut. Satu nama muncul Don Kenyut. Telik sandi pun disebar. Maling itu pun sudah terendus posisinya.
Di sebuah rumah di pinggir sungai ciliwung, daerah Cikini, Don Kenyut ngumpet dan tanpa sadar telah dikepung. ” Don Kenyut, keluar ! Kembalikan minyakku, ” teriak Bima. Don Kenyut loncat dari pintu belakang. Dia dikejar Trukecuk pakai Vespa. Al Bagio tak ketinggalan dengan Honda Pletuk.
Don Kenyut pun terpepet sulit bergerak. Ia ambil serbuk dari kantong yang lalu disebar. Seketika itu, dari tanah muncul bangunan Alfamart dan Indomaret. Dua bangunan intu menjual berbagai kebutuhan. Bima terus berlari tak tertarik. Sebaliknya Trukecuk dan Al Bagio malah sibuk belanja. Memakai Taxsi Garuda, dibawanya ke rumah belanjaan gratis. Sampai di rumah, mereka di maki – maki mbah Semar dan disuruh menyusul bos Bima lagi.
Melihat sulapnya gagal, Don Kenyut berlari semakin cepat. Di sebuah tikungan, tangannya kembali merogoh saku. Dia sebar banyak ribuan rupiah, berharap orang – orang berebut uang. Namun, rakyat sedang antre minyak. Jadi, jalanan sepi. Malah Trukecuk dan Al Bagio nongol lalu berebut uang. Ulah punakawan generasi ketiga menghadang laju pengejaran.
Bima tak sabar lagi. Dia dekati Trukecuk dan Al Bagio. ” Cukup !! Kalian pulang saja, belajar sana sama mbahmu Semar biar tak jadi mental tempe,” hardik Bima.
Kemudian Bima pakai aji Seripi Angin berlari secepat jet mengejar Don Kenyut. Semua aral dapat sukses dilalui Bima. Nyali Dul Kenyut bertambah ciut karena saku kantong telah kosong. Kakinya udah gemeter. Don Kenyut mendekati kerumunan orang dan masuk dalam pasar Manggarai. Sementara , sementara jarak Bima semakin dekat. Tak ada jalan lain, Don Kenyut menyandera simbok – simbok penjual minyak goreng di pasar.
Setelah tertolong, Bima duduk bersandar pada meja. Di depannya, orang pasar dari penjual minyak, penjual bumbu, penjual mi ayam, satpam, semua mengelilingi Bima dengan wajah sedih. Selidik punya selidik, ternyata mereka sudah menganggur dua minggu karena harga – harga melambung tinggi dan sepi pembeli. Bima jadi mbrebes mili. Tak menyangka, dia ternyata egois. Dia kejar minyak jarak untuk penyakit encoknya, padahal naiknya minyak goreng lebih membuat rakyat menderita.
Bima melihat drum tempat dia berkubang. Ternyata, isinya bukan cuma minyak. Isi drum itu adalah MINYAK DAN AIR MATA RAKYAT. ‚ ” Ya, aku hanya pecundang , bukan pahlawan, “ Sesal Bima. ( Cahyo )

KELUARGA KORUPTOR SEJAHTERA

Kegelisahan menyeruak di kawasan ibu kota Hastinapura. Terdengar langkah cepat berdebam, pintu ditutup kasar, kursi mewah. – Ketabrak patah. Kulit pisang yang dibuang sembarangan membuat Togog jatuh terjerembab. Lecet – lecet dengkul dan sikunya. Cepat bangun, dia berlari lagi seperti dikejar suster ngesot.
Sampai di pusat istana, Togog cepat kumpulkan penjaga, atur ini – itu. ” Lung, cepat tutup pintu gerbang istana. Siapkan pasukan tembak jitu,” seru Togog kepada Mbilung. Komandonya megap – megap, sembari telunjuk menuding, kata – katanya kadang tak terucap. Padahal, seluruh pintu istana Hastina yang menggunakan keamanan komputer high system telah berfungsi. Istana pun layaknya besi baja bundar yang sulit ditembus.
Togog gugup, masih belum tenang. Cepat dia raih teropong. Jauh di belakang, di jalan raya Hastina, mobil dirusak. Bangunan pemerintah habis disambar para punakawan. Bagong, Petruk, Gareng mengamuk di bawah pimpinan Gatutkaca yang sangat marah.
” Duryudana perusak negara !! Hukum yang adil,” seru mereka sembari mencari mantan presiden Duryudana yang dianggap ciptakan sistem koruptor. Korupsi bahkan jadi budaya yang dianggap lumrah.
Tangan Mbilung ndorong tubuh Togog menjauh dari lensa teropong. Cepat, dia rebut teropong. Wajah Mbilung malah jadi tersenyum. ” Tenang. Kang. Walau ngamuk, juragan kita pasti bebas. Lha wong sakit saja. Si bos dicintai orang banyak hehe,” ujarnya.
Togog kembali tak jenak duduk. Dia berjalan hilir mudik, Ya .. orang hargai bos Duryudana karena dia punya uang segudang. Otak Togog bekerja keras coba – coba menghitung kemungkinan. Mbilung lalu mengulurkan segelas Bir Cap Kayu Cendana dingin. Uluran itu ditepis Togog. Mereka lantas terpaku dalam keheningan.
Selama mengabdi kepada Duryudana, Togog belum pernah tahu bahwa Duryudana dan keluarganya koruptor. Mereka baik kok sama wong cilik. ” Lung, aku ingin melacak apa benar kita ikut keluarga koruptor,” suara Togog pasti. “ Wis, koen ora usah reka-reka, Kang,” Mbilung cuek bicaranya.
Togog tetep teguh tekadnya. Dia mengubah diri menjadi Hyang Maya-maya dan mengambil cermin waktu di Kahyangan. Dia ajak Mbilung memasuki masa lalu.
Wess .. Terlihat seorang perempuan yang cantik. Putri Duryudana, Dewi Lesmanawati, tengah shopping di pertokoan mewah di sepanjang Paris, Prancis. Dia belanja pakaian dengan perancang busana yang selangit harganya. Segera Togog minta cermin waktu bercerita tentang Lesmanawati.
Cermin bergerak – gerak, … tek tak tik cek cek ... wess ... terlihat tulisan : Lesmanawati, anak kedua Duryudana, tumbuh menjadi ratu lebah dari bisnis Duryudana. Basis kerajaannya adalah Group Godong Koro Gung. Bisnis besar pertamanya adalah membangun dan mengoperasikan jalan tol. Pembiayaannya berasal dari dua bank pemerintah, sebuah perusahaan milik pemerintah, dan yayasan milik Duryudana.
Jalan tol yang dipunyainya menjelma menjadi bisnis paling menguntungkan di Hastina. Kerajaan bisnis Lesmanawati meliputi juga telekomunikasi, perbankan, perkebunan, penggilingan tepung terigu, konstruksi, kehutanan, serta penyulingan.
“ Edan !! Ini bukan bisnis lagi, tapi angkara murka,” teriak Togog. Secepat kilat, Mbilung menutup mulut Togog dengan tissue. Togog glagepan. ” Huss kok nuduh koen, Kang cermin waktumu udah rusak kali, ” ujar Mbilung.
Setelah bisa bernapas, Togog mendelik ke Mbilung. ” Kami ini, Lung. Cermin ini pelacakan yang sangat canggih. Lihat ini lagi !!”
Dilayar cermin keluar tulisan lagi tentang Don Yuan Lesmana, anak pertama Duryudana, bersama dua teman bekas anggota kelompok band rock-nya. Mereka dibimbing masuk ke bisnis oleh Om Sengkuni. Bisnis di Bulog ( Badan Urusan Logistik ), mengimpor dan mendistribusikan bahan – bahan pokok. Misalnya terigu, gula, kacang, beras, puhung, klepon, bongkrek, tahu petis, dan pete godog.
” Stop !!” Seru Mbilung. ” Tuh kan, Lesmana hanya bisnis kecil, loh,” Mbilung masih berusaha membela.
” Bisnis kecil gundulmu, ” sela Togog.” Wong itu impor beras dan bongkrek saja untungya bisa miliaran. Apalagi, klepon. Duitnya bisa sak langit.”
Mbilung tetap membela. Togog ngotot. Mereka bersegitegang sampai mulut berbusa. Mendadak, terdengar ringkik kuda di layar cermin. Terlihat seperti film. Sengkuni dan Durmagati naik kuda menggiring sapi – sapi gemuk. Mereka menginjak – injak ladang yang sudah hancur. Seluruh petani dan lima desa di Hastina Barat hanya bisa menangis.
Seorang petani yang mencoba melawan langsung dihajar cambuk Durmagati sampai babak belur. ” Hayo, siapa yang berani menentang pembebasan tanah ini. Tanah ini mau dipakai bos Duryudana untuk peternakan sapi, ngerti ?”.
Para petani akhirnya pergi jadi tukang becak di kota – kota Hastina. Remuk hati Togog melihat gambar cermin. Mbilung Cuma diam. Tanpa diminta, mereka berdua tinggalkan istana Duryudana. Lebih baik hidup apa adanya daripada sejahtera tapi koruptor.(Cahyo)

SEMAR SUPER

Tali plastik batas penonton, metal detector terpasang di semua pintu masuk. Area VVIP disisir pasukan anti teroris. Piringan besar parabola berdiri di halaman pers room. Di sudut alun – alun, dua buah screen raksasa tertancap. Tenaga medis, ambulan, pemadam kebakaran disiagakan. Ngamarta punya gawe besar pemilihan penguasa Kayangan. Kemampuan intelektual ketiga kontestan tak diragukan lagi, tinggal sesi terakhir, adu kesaktian menelan gunung dan memuntahkan kembali. Deretan kursi VIP mulai terisi, Presiden Puntadewa, Presiden Rahwana, dan dubes serta konsul jendreal negara tetangga.
Suporter mengelu – elukan kontestan pertama, Togog. Semakin heboh Togog keluar dengan dandanan rambut potongan jabrik mowhawk full warna – warni. ” Boos untuk ajang ini, punya trik khusus apa ?” Tanya MC. ” Serius apaan, ni sih sepele, wadukku cukup elastis masih separo untuk satu gunung ” Bangga Togog sembari mengelus buncit perutnya. Let’s go, show it’s go on.
Helikopter khusus mendekat, membawa Togog ke Puncak Jaya Wijaya. Semua pandangan beralih kedua screen raksasa. Togog berdiri di atas salju Puncak Jaya Wijaya. Pelan – pelan berjongkok, mulut terbuka. Semua hewan liar berlarian ketika pelan tapi pasti puncak Jayawijaya diselimuti bibir elastis Togog. But, semua mata menegang, mata Togog melotot susah payah mencoba menelan dan selalu gagal. Untuk kembali mengeluarkan juga susah, Puncak Jayawijaya nyangkut di gigi gingsul Togog. Tim medis mengusulkan untuk segera dilakukan operasi. Operasi sukses tapi meninggalkan bibir Togog yang jadi ndower dan gagal jagi penguasa kahyangan.
” Babeh, gak takut tuh liat tadi, masih tetep maju ?” Tanya MC. ” Don’t worry, tetap maju, resep khusus telah disiapkan ” Jawab kontestan kedua, Semar. Helikopter khusus kembali terbang membawa Semar ke gunung puncak Slamet. Gunung terbesar sak Jawa. Semar mengawali dengan meneguk segelar air kopi. Dilanjutkan berjongkok, slruuup, lewat sebatang sedotan mulailah gunung Slamet berpindah kedalam perut Semar. Setiap kali beberapa sedotan Semar terlihat mengoyangkan seluruh badan dengan harapan timbunan gunung bertambah padat dan bertambah banyak yang tertelan. Diluar perhitungan Semar, timbunan tanah juga turun kebokong yang membesar segede Jawa. Petaka, Semar tak bisa bergerak sedikitpun. Tim medis juga angkat tangan untuk mengoperasi.
” Anda tak takut dengan kegagalan dua kontestan ” Tanya MC yang dijawab dengan acungan jempol oleh Manikmaya. Manikmaya telah siap dipuncak gunung Gede Pangrango. Dalam sekejap sekop raksasa telah berhasil memindahkan gunung keperut Manikmaya. Dan hoowwek, howek, cuuh gundukan gunung kembali ke asal. Para hadirin berdiri riuh bertepuk tangan. Langsung detik itu juga Manikmaya diambil sumpah sebagai penguasa Kayangan.
Pasukan pengawal special dan ribuan tamu langsung mengantar Manikmaya kekediaman barunya. Kedatangan rombongan disambut raungan sirine tanda bahaya. Gatotkaca, Antareja dan Antasena sigap bertindak. Ternyata posisi 60 LS - 70 BT Kayangan tiba – tiba raib. Terdeteksi bangsa Asyura sejenis Raksasa yang sakti dan bisa terbang yang telah mencurinya. Pasukan zeni tempur dikoordinasi menjelang detik – detik terakhir siap diturunkan. Keluar maklumat dari Manikmaya bahwa semua itu percuma akan sia – sia. Hanya ada satu cara yang bisa menghentikan yaitu Semar.
Pasukan pun dikerahkan untuk mengangkat tubuh berat Semar. Tubuh Semar dililit jalinan tali kuat dan dijadikan satu simpul. Dengan puluhan pesawat khusus dan helikopter tubuh Semar diangkat. Pesawat pelan mendekati tanah kahyangan yang terus bergerak menjauh. Tubuh Semar dicantolkan pada sebuah pengait dibawah tanah kahyangan yang dibawa terbang bangsa Asyura. Tanah pelan turun ke posisi semula. Bangsa Asyura yang terdiri dari para raksasa melarikan diri.
Tanpa sadar Semar telah menjadi penahan tanah kayangan selama 32 tahun. Dalam kurun waktu tersebut pergantian puncuk pemerintahan Ngamarta terjadi. Bima sudah jadi Presiden. Salah Satu Program Program Presiden Bima adalah pemberantasan korupsi sampai ke akar – akarnya. Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) sebagai alat kepanjangan tangannya. Pada waktu penelusuran kekayaan para pejabat, Semar tersangkut. Karena selama 32 tahun tak bekerja dan hanya menjadi penahan tanah Kayangan. Untuk memenuhi kebutuhan makan menggunakan bunga dana Yayasan Super Semar. Dari meja hijau diputuskan Semar segera dimasukkan hotel prodeo. Keputusan ini terhalangi kebijakan Manikmaya. Kayangan akan kacau balau bahkan mungkin hancur kalau Semar jadi ditahan hanya karena dia yang bisa menahan kedaulatan Kayangan. Agar tak dibawa terbang bangsa Raksasa ke luar negeri. Presiden Bima hanya bisa mengelus dada, kecewa, wong jelas koruptor kok masih dipakai menjaga kedaulatan negara Kahyangan.( Cahyo )

DURMOGATI MABUK DURYUDONO PUSING KEPALA

DURMOGATI MABUK
DURYUDONO PUSING KEPALA

KPK Kadewataan telah berhasil ditemui oleh Intel Istana Astinapura, yaitu Durmogati, B.A. Bethara Indra sebagai penyidik kasus Sengkuni, minta tenggang waktu untuk menjawab tawaran Prabu Duryudana agar kasus dugaan Patih Sengkuni dibekukan.

Seusai pertemuannya dengan Bethara Indra, Durmogati Ba. Tidak langsung kembali ke Istana Astinapura. Dalam perjalanannya dia masih sempat meluangkan waktunya mampir ke Banjar Jumput, kesatriannya Dursasana untuk bersenang – senang. Sementara Durmogati berpesta ria dengan beberapa pemuda Banjar Jumput, Pendopo Astinapura lagi menggelar sidang tertutup, membicarakan kasus Sengkuni yang juga belum ada titik terang.
” Apa sudah ada kabar dari Durmogati dimas”, Tanya Prabu Duryudana memecah keheningan sidang ” sampai saat ini saya belum menerima kabar dari Durmogati Sang Prabu, malah HP-nya OF saat saya hubungi, hanya diajeng Veronica yang setia menjawab ”, Kata Adipati Karno.” Sebenarnya untuk kasus Paman Haryo Suman, apakah ada kemungkinan pihak KPK Kadewataan bersikukuh untuk mengangkatnya ke meja hijau Dimas ”, Tanya Prabu Duryudana penuh rasa was – was. ” saya kira itu tergantung dari Intel Istana si Durmogati dalam meloby Bethara Indra Sang Prabu. Kalau Durmogati pandai dalam mengolah kata dan merayu Bethara Indra, pasti semuanya akan beres ”, Jawab Adipati Karno.
Belum sampai tuntas pembicaraan antara Prabu Duryudana dengan Adipati Karno, suasana sidang dikejutkan oleh suara knalpot sepeda motor Durmogati yang nampak memasuki halaman pendopo agung Astinapura. Situasi yang tadinya nampak hening menjadi agak sedikit tegang. Semua pejabat yang hadir dalam sidang kelihatan harap – harap cemas, seakan tak sabar untuk segera mendengar kabar yang dibawa oleh Durmogati, Intel pilihan negeri Astinapura. Begitu Durmogati masuk ruang sidang, nampak Panembahan Durno si ahli nujum kerajaan menggeser tempat duduknya, memberi tempat kepada Durmogati agar dekat dengan Prabu Duryudana yang pada saat itu nampak sangat gelisah.
” Hem. Duduk Dur, aku ingin mendengar hasil pertemuanmu dengan Bethara Indra ”, Kata Prabu Duryudana. ” Siap Sang Prabu, Pada saat itu aku mau berangkat, sebenarnya istriku mau ikut Sang Prabu, karena sudah 2 malam saya tidak pulang. Tapi lantaran hari sudah malam, maka saya berusaha merayu istriku untuk tidak turut serta denganku ”, jawab Durmogati sambil kepalanya digoyang – goyang, matanya terlihat sayu dan suaranya tidak begitu jelas. Lantas ketika istriku sudah tertidur pulas, saya mengeluarkan sepeda motor, tapi tidak saya bunyikan, saya tuntun dulu sampai agak jauh dari rumah, baru saya berangkat. ” Tolong Dimas, coba Dimas periksa, apakah Durmogati lagi Fly berat. ” Suruh Duryudana kepada Adipati Karno setelah mendengar laporan Durmogati yang ngalor ngidul ndak karuan. ( Cahyo )

PIALA CHAMPION

SUMEBAR bendera abang ireng dan spanduk penggugah semangat terpasang mentereng di lapangan Sansiro Karang Kedempel. ’U Neverwalk alone’ selalu didengungkan Milnilanisti di tepi langan menemani pemain Ac Milmilan berlatih, sore itu. Di bawah mistar gawang Petruk Dida, gesit, menepis tendangan Filippo Bagong Inzaghi dan Gareng Malidini. Semar Ancelloti dari pinggir lapangan terus berteriak – teriak mengomandoi pemain. ” Powere di keluarkan, cuk, tendagane sing jejeg,” teriaknya. ” Gimana bisa menang, kalo nendang gak becus, sudah kita lanjutkan besok,” tambah Semar Ancelotto. Persiapan mereka cukup serius menghadapi laga semi final piala champion menghadapi musuh bebuyutan mereka FC. Liverpool. Kesempatan ini dimanfaatkan Milmilanisti untuk merangsek ke dalam lapangan minta tanda tangan.

Lain suasana di kandang Liverpool perusahaan obat kuat ngastina. Mereka hanya melakukan peregangan otot dan latihan ringan .Sengkuni gerard di pojok lapangan terus menyundul bola bertahan supaya tak jatuh. Dursosono Carragher, malah asik menyusuli bola yang lain karena dikerubuti holigan wedok yang histeris. Durna Benitez, dengan menghisap siong hanya memandang dari tepi lapangan. Mereka berkeyakinan tinggi, optimis kemenangan di depan mata. Sebagai klub kaya sesuai latihan tim obat liver ngeses di kafe – kafe mewah.
Di timur kaki langit mentari pagi mengoyak pekatnya malam. Suasana Ballroom Grand Milan Inn tiap sudut beraroma bola. Kaki jurnalis dari pelosok dunia mulai memasuki ruangan. Mereka menunggu pers conference yang biasanya dipenuhi perang urat saraf. Truk sampah yang berjlan sempoyongan membawa pemain AC. Milmilan berbaur dengan Milmilanisti dipandu dua motor rider memasuki pelataran hotel. Sementara dengan bus luks Liver pool juga tiba dihotel. Suasana lobi hotel riuh rendah, suasana kampung menyatu dengan suasana elit tapi keadaan tetap terkendali.
” Apaan Bagong, hanya bayang – bayang, pantes para cewek pada lari.” Ujar Sengkuni Gerrard memulai perang urat saraf, setelah masing – masing tim membeberkan strategi yang akan mereka terapkan. ” Is Ente bisane bawa – bawa itu, panti ajarane Durna Benitez, sikilmu tugel tak thekel mengko” Serang Fillipo Bagong Inzaghi. Suasana ruang pers konference tambah memanas, hampir saja Dursosono Carragher melempar kursi kalau tak ditahan sesama pemain mereka. Panitia memutuskan acara disudahi lebih cepat.
Prit ... prit peluit pertandingan dimulai, sore hari berikutnya. Sepuluh menit pertama terasa lamban, kedua tim saling mengintip kelemahan lawan. Lewat serangan balik cepat. Gareng maldini melakukan umpan jauh kedepan, diterima dari kanan luar, gojek sana sini, central bek terlewati. Sekuat tenaga tendangan dilepaskan, posisi Kartomarmo Alonso tepat menerima dengan tenang. Semar langsung menutupi wajahnya, Milmilanisti berteriak tertahan.
Kedua kesebelasan saling serang tapi selalu mentok dipertahankan lawan. Durna benitez, mulai melihat pemainnya kelelahan, didekatinya pinggir lapangan dan dipanggilnya Dursosono Carragher. Dibisiknya sedret kata, dan menepuk bahu Dursosono. Dilapangan Dursosono Carrgher membisikkan kepada pemain yang lain. Sedetik kemudian suasana pertandingan berubah. Ilmu seribu kuda dipakai tim obat kuat liver aC. Milmilan terkurung ketat, serangan tim Liverpool datang bertubi – tubi. Umpan silang Dursosono Carragher jantung AC. Milmilan, disambut tendangan slato Sengkuni Gerard mengarah kesudut atas gawang. Gareng Maldini tak kalah sigap, dengan di kop bola dibuang keluar lapangan. Bonek tim Liverpool bersorak ramai.
Ac Milmilan belum sempat bernafas, lewat solo run Sengkuni Gerard diakhiri tendangan keras menyusur tanah. Petruk Dida langsung kemureb menyongsong bola. Giliran Milmilanisti berteriak ramai. Datangnya gol sepertinya tinggal menunggu waktu. Fillipo Bagong Inzaghi memutar otak tepat ketika kaki keras Dursosono Carragher malang didepannya. Fillipo Bagong Inzaghi kruntel – kruntel terkapar sampai ditandu keluar lapangan. Momen ini dimanfaatkan untuk merampal ajian. Mata Sengkuni gerard mendadak melotot. Mak Wuuuz, giliran Gareng Maldini dengan kaki pengkornya melakukan solo run dari kiri luar. Dursosono Carragher ucek – ucek mripat, disemua lini dilihatnya menghadang, Kartomarmo alonso sudah memungut bola dari gawangnya, gool. Kick off dimulai lagi, Sengkuni Gerard salah oper, dimanfaatkan Bagong Inzaghi dari tengah lapangan melepas tembakan voli. Kembali Kartomarmo alonso meradang. Gol demi gol datang silih berganti sampai peluit terakhir berkedudukan sepuluh kosong. (Cahyo)

RAHWANA GENTAYANGAN

” POKOKNYA kalian tak diizinkan masuk kuburan Rahwana, Pak Anoman lagi kalut, ” tegas Petruk, yang dipercaya sebagai juru kunci. ” Ya, tapi minggu kemarin kami sudah ajukan proposal ke Pak Anoman tuk buat acara The Hunting
Ghost di kuburan ini ”, ujar Toro Margen, dari salah satu stasiun tv swasta. ” Ya, kami tak bisa izinkan kalian buat acara di sini. Sebaiknya sampeyan kembali minggu depan, ” lanjut Petruk.

” Tak bisa gitu dong, biaya produksi udah keluar nih. Kite akan tunggu beberapa hari di sini, oke ?” Toro Margen berharap bisa ambil beberapa adegan.
” Baiklah kalian boleh nunggu, tapi dilarang masuk kuburan Rahwana dulu,” kemudian Petruk lenyap masuk ke wilayah pekuburan Kendalisada.
Di atas bukit Kendalisada bertengger kuburan Rahwana yang megah terbuat dari marmer yang mahal dan dindingnya dilapisi emas murni. Sepintas tak kelihatan seperti kuburan, kesannya lebih seperti istana Tajmahal.
Anoman kelihatan lesu. Sudah seribu tahun dia ditugaskan oleh bosnya, Dewa Wisnu tuk jaga kuburan Rahwana. Selama ini sukses, tak ada masalah, tapi entah gimana mulainya Rahwana lenyap dari kuburan tanpa jejak, padahal kalau Rahwana lenyap pasti akan buat kekacauan dan huru hara. Dengan gelisah Anoman utak – atik HP Nokia terbarunya, menunggu kabar dari Bagong yang dipercaya mencari tanda – tanda di mana Rahwana berada.
” Kriing ... kriing .... kriing, ” HP Anoman berdering.
” Hallo ... hallo this is Bagong …, are you already getting Rahwana,” Anoman dapat telepon.
“ Gimana tandanya, Gong,” desak Anoman.
” Pertama kalau makan doyannya hanya lauk jengkol. Kedua sok keminter, rakus sama duit rakyat. Ketiganya, suka tidur dan ngoroknya keras banget bos,” lapor Bagong semangat.
” Wah ... betul itu pasti Rahwana, dimana tempat dia Gong ?” Anoman tak sabar.
” Ini tempat gede banget ... namanya gedung DPR Pusat. Komplek Senayan Ngamarta, bos,” ujar Bagong.
” Wah kurang ajar, Rahwana berani susupin wakil rakyat, baiknya aku segera ke sana.”
Anoman dan Petruk pergi menyelinap dari kerumunan kru tv, langsung menuju bandara Adi Sumarmo beli tiket ke Ngamarta. Pesawat melesat. Hanya 45 menit take off di bandara Soekarno Hatta. Sesampai di Gedung DPR Ngamarta Anoman kesulitan menangkap Rahwana karena berbaur dengan para wakil rakyat dan saat Arjuna, ketua DPR, sedang pimpin rapat paripurna.
Saat ini DPR terpecah jadi dua, satu gabung di koalisi ndesa, dan satunya lagi koalisi ndesa banget dan mereka hampir setiap saat gontok – gontokan, memperjuangkan kebenaran masing – masing.
” Gong, Truk, tulung siapkan menyan putih khas Indramayu dan hio yang ber – aroma jengkol,” ujar Anoman.
” Baik Bos.”
” Ayo kita tangkap Rahwana, biar gedung DPR ini penuh damai,” teriak Anoman.
Penangkapan roh Rahwana dimulai. Anoman membuka jurus penyadap roh, yang fungsinya mengurangi orang jadi serakah. Sementara Bagong mengambil posisi jurus membelah jagat. Petruk tak ketinggalan, pakai jurus kombinasi cafuera dan bangau putih. Ketiganya seperti orang gila menari – nari. Mereka bertiga disoraki para penjual kaki lima di depan gedung. Akibat dari gabungan jurus membuat sekitar Senayan Ngamarta penuh dengan kabut listrik dan akibatnya para anggota DPR yang rapat pada ngantuk.
Anoman menerobos gedung dan ia melihat banyak Rahwana ia coba tangkap. Rahwana satu jadi dua. Tangkap tiga jadi sepuluh, tambah banyak jumlah Rahwana. Anoman tak putus asa, ia gunakan jurus terakhir jaring Basunanda. Seluruh Rahwana di gedung DPR tertangkap.
” He ... he ... he.... ”, where do you go Rahwana, you must came back he …. He …,” Anoman bergembira.
“ Ho … ho …, wis kecekel ya bos, ke sini o nanti inyong ikat tubuhe,” Bagong juga senang.
Mereka bertiga memasukkan Rahwana dalam karung goni. Kemudian beristirahat di kantin sambil nyruput kopi tubruk. Anoman merasa lega. ” wah untung kita udah tangkap ya bos, kalau tidak Para wakil rakyat bisa jadi Rahwana semua,” celetuk Bagung.
” Iya Gong, ternyata jurus kita masih hebat,” Petruk sedikit sombongkan diri. ( Cahyo )

HUKUM MATI BIMASENA




SIANG itu tidak seperti biasanya, di sebuah salon kecantikan ternama di tengah metropolitan Ngamarto. Para kapster saling berbisik melihat Bima penghuni kawasan Ujung Kulon yang terkenal hidupnya di alam bebas sekarang sedang membuka – buka majalah perawatan tubuh. Bima melangkah ke kursi salah satu kapster yang kosong dan menunjuk model potongan rambut ala Elvis Persley. “ Bener nih Om, Dasyaat “, Ujar Sikapster. Sisir dan gunting menari – nari di rambut Bima. Jambang, Kumis dan brewok pun rontok dari tempatnya.


“ Mmmh sekarang Om udah ganteng deh “. Celetuk Sikapster kemayu, sembari menjumput dagu Bima yang nyengir. Kuku Pancanaka pun di Pedikur diberi warna pink. Stelah itu, Bima pindah ke kamar lain untuk berendam mandi susu dan diakhiri dengan sauna. Kagak salah, ke luar salon banyak para abg yang histeris.
            Dilanjutkan masuk kederetan outlet – outlet yang menawarkan busana mutahir keluaran terbaru. Dari Clodoray, cutbray, jeans, celana aladin dan sepatunya abis diborong Bima. Susah payah kacamata hitam model Elvis Persley pun akhirnya di dapat. Gila cing, Bima sedang ngenomi lagi jatuh cintrong lagi alias lagi – laginya puber kedua.
            Dengan jaguar sewaan Bima balik ke Pemukiman kawasan Ujung Kulon. Jaguar jalan terguncang – guncang menyusuri jalanan. Bebarapa mata awas perguruan tunggal bayu mengawasi siapa gerangan dalam taksi.
            Dari pucuk pohon Anoman tak berkedip sedetik pun. Dari angkasa Garuda Magambira mendelik waspada. Alangkah kagetnya mereka melihat Bima telah berubah sangat – sangat frontal. Berita memang gampang terbawa angin. Trah perguruan tunggal bayu segera cepat berkonsolidasi. Mereka saling adu argumen. Perubahan penampilan Bima bukan sanjungan yang diterima tapi saudara tunggal bayu memandangnya sinis.
            Anoman, Garuda Magabira, Gunung Maeraka, Raksesa Jajal Wrekso saling sepakat bahwa Bima sudah menyalahi hirarki trah perguruan tunggal bayu. Bima telah melenceng dari ajaran bahwa “ bagaimana juga hidup harus dengan alam”. Ia harus dicegah. Bima yang kembali masuk ke jaguar. Garuda Magabira diutus untuk memata – matai kemana saja Bima berjalan. Di sebuah rumah yang sangat mewah dan bertingkat dengan aneka bunga segar mengiasi taman yang lengkap dengan kolam ikannya taksi berhenti. Kedatangan Bima disongsong pelukan mesra dan hangat dari cewek manis yang bernama TIWUK Tube – ing. “ sayang, kirain gak jadi.” Ujanr Tiwuk Tube – ing menggelayut manja.
            ” Akh ... Masa”, Jawab Bima dengan kiss dinonong Tiwuk. Bergandeng tangan mereka masuk jaguar. Putar – putar kota, begitu capek mereka masuk kafe Gaulnya Priggodani.
            Garuda Magabira cepat menempel pada burung terbang tepat diatas tempat duduk mereka. Hot steak dan jus segar terhampar dimeja mereka. Karena perjalanan jauh haus dan lapar tanpa sadar mulut Garuda magabira melongo melihat makanan sehingga air liur menetes.
            Pada mulanya Bima menganggap tetesan dimeja dan beberapa kali sempat terciprat kemakanan adalah sebuah AC yang bocor. Tapi lama kelamaan trocohnya tambah banter. Bima curiga, didulitnya ceceran liur dan diendusnya. Bau yang sangat dikenal Bima. Bima memandang lukisan burung yang mencurigakan, didekatinya pelan. Begitu dekat dan pasti, lengan dikipatkan. Garuda Magabira terloncat jauh dan seluruh bulunya rontok. Bima cepat memondong Tiwuk Tube – ing  dan cepat lari kepuncak yang konon pasti lebih tenang tanpa gangguan.
            Di sebuah villa mereka bercengkrama. Gunung yang sudah puluhan tahun tidak aktif mendadak menggelegar. Bau belerang menyengat, bumi seperti diguncang. ” Hai, gunung tahukah kau, gunung Maenoko adalah sodaraku, tidak bisakah diam sebentar.” Teriak Bima, kesal. Alam tetap bergolak, asap yang keluar membumbung membuat pusaran dan terbentuklah suatu wajah yang menyeriangai. Bima memandang sekejap dan cepat kembali kedalam ditariknya Tiwuk Tube – ing. Ternyata Villa itu diatas gunung Maeraka saudara tunggal bayu berujud gunung.
            Perjalanan asmara mereka 6 bulan kemudian mencapai puncaknya. Sebuah perhelatan besar sudah didesain sedemikian rupa. Dengan jutaan lembar uang kertas dilipat – lipat berujud suatu benda untuk souvenir pernikahan Bima dengan Tiwuk Tube – ing. Tepat hari H, ketenangan handai tolan berubah drastis. Tempat resepsi pernikahan disatroni perampok. Jutaan souvenir hilang lenyap. Bima marah, melihat ada banyangan cepat berkelebat segera dikejarnya.
            Ternyata si perampok berlari lebih cepat dan melemparkan kerumah kumuh dan miskin souvenir itu. Dengan hentakan sekuat tenaga perampok akhirnya tertangkap. ” Wooow, ternyata kau Anoman, mana souvenirku”, selidik Bima. ” Tlah aku bagi – bagikan kepada mereka, ” jawab Anoman sembari melihat perkampungan kumuh dan miskin. Hampir saja wajah Anoman jadi babak belur kalau tidak dicegah Garuda Wrekso yang ternyata telah mengepung Bima. Dengan mudah Bima diringkus dan dibawa pulang ke pemukiman Ujung Kulon. Dalam sidang terbatas keputusan keputusan mereka tidak bisa ditolak, Bima harus dihukum mati. Grasi Bima beberapa kali ditolak. Suhu darah persaudaraan mereka mendidih.
Melihat gelagat kurang baik Dewa bayu cepat turun mendamaikan mereka. Bima disuruh memilih hidupnya sendiri dan ia di usir dari pemukiman Ujung Kulon bersandar pada pintu Bima teriak ” sebenarnya hidup di alam atau di kota besar sama beratnya jangan dibentur – benturkan. Jangan mikir mung hitam – putih ” protes Bima dan langsung menuju ke Holywood.
            Tujuh tahun kemudian, jejak Bima, Anoman berumah tangga dengan Anggelina Jalie artis lenong Betawi. Garuda Magabira menjadi duta dunia untuk pencegahan flu burung. ( Cahyo )