HIAA..T !! Ala jagoan, Bagong meloncat dari motornya. Masih berseragam abu – abu, dia raih remote control. Breaking New : pertunjukan band aliran underground di Asia Afrika Cultural Center Student berujung maut. Puluhan penonton tewas terinjak – injak.
Usaha Bagong untuk mencopoti seragam seketika berhenti. Berjuta tanya hinggap di kepala Bagong yang anak band itu. Underground ? Aliran musik macam apa itu ? Dari mana wabah underground. Dan kenapa harus segitunya ?
“ Truk, latihan karawitanmu itu jelas underground. Jelas itu. Lha itu, ada unsur pemukulan, “ kata Bagong. Petruk yang sedang nglanyahke genderan Uler Kambang hanya menjulurkan lidah plus mentheleng. “ Under itu bawah. Ground itu tanah. Bawah tanah ? Dadine yo pohung. Yen anget nyam…nyam…” Goda Petruk. Gantian sekarang Bagong yang mentheleng. Matanya yang selebar lepek gelas membelalak. Dia seketika nyemplak motor. Deru gas motor itu perlahan – lahan menghilang diiringi tawa Petruk.
Tujuh turunan dan tujuh tanjakan telah dilalui Bagong. Tapi, dia masih belum nemu titik terang perkara underground. Padahal, matahari telah lingsir ke barat. Malam sudah membayang. Sampai akhirnya Bagong melihat orang yang berarak menuju suatu tempat. Bagong pun mengikuti. Bisa jadi ini underground, feeling-nya.
Dari kejauhan terdengar suara. “ Kakang Ahmad Daniel, tahukah engkau bahwa Cemplon Maiya sering kongko – kongko dengan pengusaha restoran cepat saji ?” Kalimat bersuara kung itu meluncurkan dari bibir Ki Dalang Arjuna yang tengah memainkan wayang Madame Nyoh Ana. “ Oh ya ? Di mana ? Thanks infonya,” suara Kakang Ahmad dingin menjawab.
Penonton kian penasaran soal kelanjutan perseteruan harta gono – gini pasangan top Ahmad Daniel dan Cemplon Maiya. Tapi, keasyikan penonton itu terusik. Puluhan aparat mengepung area pementasan. Aparat bersikukuh bahwa acara itu harus segera dibubarkan. Mereka bilang, acara itu harus dibubarkan lantaran belum dapat izin dari Jenderal Kresna, penguasa keamanan setempat.
Amarah Ki Dalang Arjuna mbludak.diraihkan Pasopati dan diarahkan ke salah seorang petugas keamanan. Eh,tiba-tiba, “ Den, ati – at, lho. Underground,” celetuk Bagong. Mak plenthus, Pasopati menancap di bokong Bokong. Dengan tersenyum, Bagong mencabut pusaka itu dan dikembalikan ke Arjuna. Baru setelah itu, Bagong tunggang langgang, meraung kesakitan.
Bagong lantas melanjutkan perjalanan. Langkahnya baru berhenti ketika perutnya keroncongan. Ia menuju warung lesehan sederhana “ Monggo Mas “. Dia pesan sepiring nasi plus pecak cucut. Sesuap demi sesuap, makanan berpindah ke mulut Bagong. Sambil menikmati, sriwing – sriwing telinganya mendengar alunan merdu lagu tetembangan.
Perlahan, Bagong mencari sumber suara. Ia bersuara tiga orang yang memainkan coke’an. ” Bu, maaf ! Apa musik yang baru dimainkan termasuk aliran underground ?” tanya Bagong setelah lagu pertama kelar.
Dahi si ibu terlihat berpikir keras. “ Ya iyaaaalah.Under itu bawah, ground itu lesehan. Ya begini ini, Mas, kalau kita ngamen,” kata si Ibu. Bagong kembali manggut – manggut Si ibu kembali bercerita, sudah lesehan aja kadang masih di oprak – oprak keamanan. Menakutkan lah, nanti begini lah, begitu lah,ujung – ujungnya dilarang. Bagong kian takjub. Gila, apa jadinya kalau berkesenian atau main musik dilarang.
Lepas dari warung lesehan, pikiran Bagong makin semrawut. Jawabnya hanya diatas sana, bating Bagong. Dengan sedikit waktu yang tersisa, Bagong menyulap motor kesanyangannya. Motor itu kini dilengkapi sepasang sayap lengkap dengan baling – baling plus roket pendorong. Meluncurlah Bagong ke Kahyangan.
Ternyata, Bagong disambut dentuman sound system dan kilatan lampu ribuan watt. Jebule, para Dewa lagi nanggap grup Iblis yang beraliran underground. Di depan panggung. Bayu terlihat flay. Ia asyik memutar – mutar kepalanya. Tak jauh di sebelahnya, ada Narada. Pinggulnya yang supergeda diputar – putar mengikuti cabikan bas, gemuruh drum, dan lengkingan gitar.
Sudut mata Bagong memicing mencari seseorang. Itu dia, batinnya. Setelah tepat di belakang orang yang dicari, Bagong baru memberanikan diri menyentuh pundak Manikmaya. ” Hehehe, Bos sehat ? Bos, underground tuh apa ? yang bagaimana ?” bisik Bagong. Lama Manikmaya terdiam. ” Under itu bawah. Ground itu dunia. Dunia bawah ! Ya kamu – kamu itu, sudah sana pulang, ” jawab Manikmaya.
Dengan sumringah, cepat motor digas pol kembali turun ke bumi. Saking senangnya, Bagong jadi kehilangan keseimbangan. Rem diinjak habis, tapi motor masih saja melaju dan gedubrak !!.. jatuh tepat di tumpukan kendang kesangan Petruk yang melongo.
Bagong tenang melangkah mendekati Petruk sambil berbisik. Tenang Truk, kita semua underground, utamanya, orang yang tak mau mapan dan ingin kreatif terus. Itulah underground.
Bagong bercanda sementara di seluruh kota aparat membatalkan dan memeriksa semua pentas kesenian. Semua dipukul rata, bahwa pentas seni bisa membawa korban tanpa tahu apa itu underground. ( Cahyo )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar